Begini Nasib Terkini Profesor AS yang Pamer Gambar Nabi Muhammad

JurnalPatroliNews – AS – Seorang profesor di Amerika Serikat, Erika Lopez Prater, mengalami pemecatan dari Universitas Hamline, Minnesota, pada 2023 setelah seorang mahasiswa Muslim memprotes penayangan gambar Nabi Muhammad SAW dalam mata kuliah seni Islam.

Tidak terima dengan keputusan tersebut, Prater mengajukan gugatan terhadap Universitas Hamline, menuduh kampus melakukan diskriminasi agama dan pencemaran nama baik yang merusak reputasinya, baik secara profesional maupun pribadi.

Setelah melalui proses hukum, pada Juli 2024 kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan, meskipun detail penyelesaiannya masih dirahasiakan, menurut laporan CBS News.

Kasus ini bermula pada Oktober 2023 ketika Prater menampilkan ilustrasi Nabi Muhammad SAW dalam kelas yang membahas seni global Islam. Seorang mahasiswa bernama Aram Wedatalla kemudian menyampaikan keberatannya dan menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk Islamofobia.

“Sangat menyakitkan bagi saya harus berdiri di sini untuk menjelaskan bahwa Islamofobia itu nyata dan melukai banyak orang, bukan hanya saya,” ujar Wedatalla, yang juga menjabat sebagai presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim di Universitas Hamline, dikutip dari Al Jazeera.

Dalam tradisi Islam, penggambaran Nabi Muhammad SAW dianggap terlarang dan dipandang sebagai pelanggaran keyakinan. Karena itu, pihak universitas mengambil langkah tegas dengan tidak memperpanjang kontrak Prater.

Namun, Prater melawan dengan membawa kasus ini ke jalur hukum. Dalam gugatan yang diajukan, ia menegaskan bahwa tindakan universitas telah mencoreng namanya dengan label Islamofobia, yang kini tersebar luas dan berpotensi menghambat karier akademisnya.

Pengacaranya juga menekankan bahwa Prater telah memberikan peringatan sebelumnya kepada mahasiswa sebelum menampilkan gambar tersebut. Bahkan, hal ini sudah dijelaskan dalam silabus dan ia siap berdiskusi dengan mahasiswa yang merasa tidak nyaman.

Setelah kontroversi ini mencuat, Universitas Hamline akhirnya meninjau ulang tindakan yang mereka ambil. Presiden universitas, Fayneese Miller, dan Ketua Dewan Pengawas, Ellen Watters, menyatakan bahwa pihak kampus tengah mengevaluasi kembali kebijakan mereka dalam menangani kejadian tersebut.

Komentar