Jokowi Ungkap RI Tolak Nasib Seperti Afrika Selatan, Lebih Pilih Contoh Sukses Korea Selatan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tekadnya untuk mengambil langkah strategis guna memanfaatkan bonus demografi penduduk Indonesia, dengan tujuan mendorong negara ini menuju status negara maju pada tahun 2045. Dia menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh menghadapi nasib serupa dengan Afrika Selatan yang gagal meraih status negara maju.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jokowi saat memberikan pidato pembukaan dalam kongres ke-XII Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara pada Kamis (28/3/24).

“Kalau negara yang sering saya jadikan contoh Afrika Selatan. Tahun 2015 ada 63% penduduk Afrika Selatan berusia produktif. Artinya bonus demografi 2015. Tapi yang terjadi Justru 25% penduduk menganggur pengangguran tahun 2015 dan tahun 2021 naik (pengangguran) menjadi 33%,” ucap Jokowi dalam sambutannya.

Sebaliknya, Jokowi mengambil inspirasi dari Korea Selatan yang pada tahun 1987 telah mencapai pendapatan per kapita sebesar US$ 3.500, dan berhasil melonjak menjadi US$ 11.800 per kapita pada tahun 1995.

“Di tahun 1995 sudah menjadi high income country. Artinya dia sudah masuk negara maju. Karena apa kualitas SDM lewat pendidikan dan training yang dilakukan berhasil. Kita ingin seperti itu,” tambah Jokowi.

Dengan demikian, Jokowi memprioritaskan untuk mempelajari baik keberhasilan maupun kegagalan negara-negara yang telah mengalami bonus demografi sebelumnya, agar Indonesia dapat mencapai status negara maju pada tahun 2045.

Jokowi juga menggarisbawahi peluang besar bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju pada puncak bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030-an.

“Saat 68 persen penduduk Indonesia di usia produktif dan ini kesempatan langka biasanya dalam peradaban sebuah negara hanya diberi kesempatan sekali untuk melompat menjadi negara maju,” ujar Jokowi.

Dia juga mengutip kondisi negara-negara di Amerika Latin pada tahun 1950-1970an yang meski telah berkembang, namun gagal mencapai status negara maju. Banyak di antaranya masih terjebak dalam kategori negara berkembang karena tidak mampu memanfaatkan bonus demografi dengan optimal.

“Dan masih menjadi negara berkembang bahkan beberapa yang sudah kembali menjadi negara miskin,” paparnya.

Komentar