JurnalPatroliNews – Israel, – Buntut dari genosida Israel terhadap warga Gaza, membuat gelombang protes terjadi dimana-mana. Kali ini, demonstrasi besar-besaran terus berlangsung di Negara Yahudi tersebut.
Ribuan warga Israel, menuntut agar Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, untuk mundur dari jabatannya. Pasalnya, para demonstran menganggap, Netanyahu tak mampu membebaskan para tawanan.
Dikutip dari AFP, warga terlihat berkumpul di depan gedung Parlemen, pada Selasa (3/4/24) malam. Keluarga para sandera Israel yang ditahan di Gaza dan Ehud Barak, mantan PM, menyalahkan Netanyahu atas ‘tragedi’ serangan Hamas pada 7 Oktober, serta menuntut Pemilihan Umum (Pemilu) segera.
“Anda adalah seorang firaun, pembunuh anak sulung. (Sebanyak) 240 anak diculik di bawah pengawasan Anda. Itu salah Anda,” teriak Einav Zangauker, yang putranya masih ditahan di Gaza oleh Hamas, ditujukan pada Netanyahu.
“Anda gagal dalam segala hal pada tanggal 7 Oktober. Saat ini Anda adalah penghalang bagi kesepakatan penyanderaan,” lanjutnya.
Mereka menganggap, Netanyahu tidak benar-benar mendorong pembebasan. Warga yang memprotes, juga menyoroti UU peradilan baru Pemerintah Netanyahu, yang dikhawatirkan bisa mengancam Demokrasi.
“Tugas dasar Negara adalah memastikan kembalinya mereka yang diculik. Saya naif, saya tidak menyadari bahwa PM kita tidak tertarik untuk memulangkan mereka karena pertimbangan politik,” kata Merav Svirsky, warga lain yang kehilangan kedua orang tuanya dalam serangan Hamas, juga saudara laki-lakinya yang terbunuh di Gaza.
Sementara, Ehud Barak sendiri menyentil langkah Netanyahu yang ngotot melancarkan serangan darat di Rafah. Ia menyebut, para sandera akan kembali dalam peti mati.
“Saya menyerukan Pemilu cepat, dan orang yang bertanggung jawab atas bencana tersebut harus dicopot dari kendali kekuasaan,” ujarnya.
Komentar