Pada setiap tahap, beberapa sandera Israel dan tahanan Palestina akan dibebaskan, dengan prioritas pertama diberikan pada perempuan dan warga lanjut usia.
Di antara para tahanan Palestina yang dipilih untuk dibebaskan adalah Zakaria Zubeidi, pemimpin sayap bersenjata Fatah, yang terkenal karena keberhasilannya melarikan diri dari penjara Israel pada 2021, serta Khalida Jarar, anggota parlemen yang telah beberapa kali dipenjara oleh Israel.
Bantuan Kemanusiaan dan Kebutuhan Gaza
Salah satu aspek dari kesepakatan ini adalah pemenuhan kebutuhan kemanusiaan di Gaza, dengan memastikan pengiriman bantuan yang tidak terhalang dan memfasilitasi kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal ke rumah mereka. Tahap kedua dan ketiga dari kesepakatan ini akan dilanjutkan setelah selesainya tahap pertama.
Saat ini, Israel masih menahan sekitar 10.400 warga Palestina, termasuk 600 orang yang dihukum seumur hidup.
Pejabat Qatar mengumumkan perjanjian ini pada 15 Januari 2025, dan kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui persyaratannya.
Namun, Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel masih memiliki dukungan dari Presiden AS Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump untuk melanjutkan serangan militer jika perundingan tahap kedua gencatan senjata gagal.
Netanyahu menegaskan bahwa jika Hamas menolak tuntutan Israel, pertempuran akan dilanjutkan dengan dukungan penuh dari AS.
Komentar