JurnalPatroliNews – Jepang – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pengunduran dirinya bersama kabinet pada hari Selasa, 1 Oktober, membuka peluang bagi Shigeru Ishiba untuk mengambil alih kepemimpinan negara.
Kishida yang menjabat sejak 2021, memilih untuk mundur di tengah serangkaian skandal yang melanda partainya, Liberal Democratic Party (LDP).
“Pengunduran diri Kishida dan para menterinya terjadi dalam rapat kabinet pada pagi hari,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, sebagaimana dilaporkan oleh The Japan Times.
Kishida meninggalkan jabatannya setelah mengadakan upacara perpisahan singkat, di mana ia menerima buket mawar merah serta tepuk tangan dari staf dan mantan anggota kabinet.
Dalam pidatonya, Kishida mengungkapkan harapannya agar kabinet baru dapat meneruskan kebijakan-kebijakan penting yang akan membentuk masa depan Jepang, terutama dalam menghadapi tantangan baik domestik maupun internasional.
Shigeru Ishiba, yang diharapkan menggantikan Kishida, berencana menggelar pemilihan parlemen nasional pada 27 Oktober, setelah resmi terpilih sebagai perdana menteri. Ishiba telah mengumumkan beberapa calon untuk mengisi posisi dalam kabinet barunya, termasuk mantan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi sebagai pemimpin gugus tugas pemilihan partai.
Diperkirakan, Ishiba akan menunjuk Takeshi Iwaya sebagai menteri luar negeri dan Jenderal Nakatani sebagai kepala pertahanan.
Sebagian besar menteri kabinet yang akan dilantik oleh Ishiba diprediksi tidak terafiliasi dengan faksi-faksi partai yang sering kali dikendalikan oleh tokoh-tokoh penting, serta tidak berasal dari kelompok mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang terlibat dalam sejumlah skandal.
Ishiba memiliki visi untuk membentuk aliansi militer versi Asia dari NATO serta meningkatkan diskusi mengenai penggunaan pencegahan nuklir AS di antara negara-negara mitra regional. Ia juga ingin menciptakan hubungan keamanan yang lebih setara antara Jepang dan AS, termasuk manajemen bersama pangkalan militer AS di Jepang.
Komentar