JurnalPatroliNews – Leanne Howlett telah terbiasa dengan depresi setelah melahirkan. Leanne pernah merasakannya setelah melahirkan putranya beberapa tahun lalu. Namun kali ini, depresi yang dia alami terasa berbeda.
Putrinya baru berusia lima bulan ketika Inggris memberlakukan karantina wilayah pada Maret 2020, akibat wabah Covid-19.
“Saat itu, kunjungan [tim kesehatan mental setelah melahirkan] dibatalkan,” kata dia.
Sebagai gantinya, Leanne ditawarkan untuk mendapat pelayanan melalui telepon. Situasi ini membuat dia panik, tidak tahu bagaimana harus menghadapi situasi dan kondisinya saat itu.
Pada masa itu, tempat penitipan anak ditutup sementara. Leanne juga tidak bisa menemui keluarganya. Untuk menjalani rutinitas sehari-hari saja dia merasa kesulitan.
“Saat itu saya merasa ada di titik terendah,” kata perempuan berusia 34 tahun itu.
“Saya tidak tahu bagaimana mengatasi situasi itu, saya bahkan berpikir semua orang terlihat lebih baik tanpa saya.”
Selama masa pandemi, pelayanan dan dukungan bagi orang tua baru, bayi, dan anak-anak di Inggris menjadi jauh berkurang apabila dibandingkan dengan situasi normal.
‘Kata pertama yang diucapkan bayi saya adalah masker’
Leanne mulai merasa lebih baik pada musim panas lalu, ketika layanan penitipan anak kembali dibuka. Namun, dia merasa situasi pandemi telah berdampak besar terhadap putrinya yang kini berusia dua tahun.
“Dia sama sekali tidak ramah, dia tidak bertemu orang lain kecuali kami [orang tuanya] sampai usianya hampir satu tahun.
“Ada banyak kegiatan yang dia lewatkan, terutama hal-hal yang semestinya dia lakukan untuk pertama kalinya.”
Ketika dia akhirnya berkunjung ke kelompok bermain pertama bagi bayinya, seluruh ibu mengenakan masker.
“Kata pertama yang diucapkan bayi saya adalah masker.”
Tidak ada pesta ulang tahun
Seorang ibu asal Warwickshire, Inggris bernama Nicole Jones, 31, juga bercerita bagaimana sejumlah momen penting bagi bayinya yang bernama Dylan terlewatkan selama pandemi.
Pertemuan pertama Dylan dengan kakek dan neneknya berlangsung melalui jendela. Kakek dan nenek Dylan baru bisa menggendong cucunya itu ketika telah berusia tiga bulan.
Nicole melewatkan kesempatan bergabung dengan kelompok bermain lokal dan berkenalan dengan sesama ibu baru. Selain itu, dia juga tidak bisa mengadakan pesta ulang tahun untuk Dylan.
“Ini terasa pahit bagi saya, pengalaman yang tidak menyenangkan,” kata dia.
‘Bayi yang tidak terlihat’
Nicole menjadi salah satu orang yang kecewa dengan minimnya dukungan yang tersedia untuk orang tua dan bayi selama pandemi.
Dylan lahir secara prematur pada Maret 2020. Setelah melahirkan, bayi itu sempat berada di perawatan khusus selama dua hari.
Nicole mengatakan bayinya berada di rumah sakit selama satu minggu dan akhirnya bisa pulang ke rumah pada hari kelima ketika karantina wilayah berlaku.
Komentar