Kondisi Terkini Corona Mengganas di ASEAN, Malaysia Lockdown, Vietnam PSBB, Singapura..?

JurnalPatroliNews – Jakarta, Corona mengganas di Asia Tenggara. Sejumlah negara melakukan pengetatan bahkan penguncian.
Lalu bagaimana kondisinya terkini? Berikut rangkuman rekan media :

Malaysia Full Lockdown

Kasus Covid-19 di Malaysia kian meningkat. Akibatnya pemerintah Negeri Jiran kembali melakukan penguncian nasional secara total (full lockdown) untuk semua sektor sosial dan ekonomi mulai Selasa (1/6/2021) hingga 14 Juni 2021.

Pengumuman terkait hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Jumat (28/5/2021) lalu. “Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang akan diizinkan untuk beroperasi,” kata Muhyiddin, dikutip dari Straits Times.

Per Jumat, Malaysia melaporkan 8.290 kasus baru Covid-19. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah pandemi corona di Malaysia.

Kini total kasus kumulatif sejak dimulainya pandemi di Malaysia menjadi 565.533 infeksi dan 2.729 kematian per Senin (31/5/2021). Kemarin, kasus harian sedikit turun ke 6.999.

Selama lockdown total, Malaysia mengatakan bahwa semua mal harus ditutup. Pemerintah telah mengerahkan 55.000 anggota Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) untuk berjaga.

Vietnam

Kota Ho Chi Minh, Vietnam, akan menerapkan pembatasan sosial selama dua minggu mulai hari Senin (31/5/2021). Hal ini adalah yang pertama kalinya sejak April 2020.

Keputusan itu dibuat setelah kota itu menemukan lebih dari 100 kasus virus baru terkait dengan gugus misi keagamaan yang pertama kali muncul pada 26 Mei. Sumber penularan tidak diketahui.

Pembatasan ini akan melarang pertemuan 10 orang atau lebih di luar tempat kerja dan rumah sakit.

Warga juga harus memberlakukan aturan jarak sosial dua meter.

Kota terpadat di Vietnam itu, juga sedang bersiap untuk melakukan uji virus Covid-19 kepada 13 juta penduduknya. Dikutip DPA International, hal ini akan dilakukan dengan skema bertahap 100 ribu pengujian setiap harinya.

“Kota ini menargetkan untuk melaksanakan program pengujian massal yang akan melakukan 100.000 tes setiap hari,” kata Ketua Kota Nguyen Thanh Phong dalam pertemuan darurat pada hari Minggu (30/5/2021), menurut surat kabar online VnExpress.

Sementara itu Kementerian Kesehatan pada hari Sabtu (29/5/2021) mengatakan telah mendeteksi varian Covid-19 baru yang terdiri dari karakteristik dari strain virus Inggris dan India. Nguyen Thanh Long, Menteri Kesehatan Vietnam, mengatakan varian hibrida baru, yang sangat mudah ditularkan melalui udara, terdeteksi melalui pengurutan genetik pada pasien Covid-19 di Vietnam.

Vietnam secara resmi mencatat 7.107 kasus virus corona dan 47 kematian sejak pandemi dimulai.

 

Myanmar

Situasi corona di Myanmar bertambah parah sejak terjadinya kudeta militer pada Februari lalu. Sistem dan fasilitas kesehatan yang hancur membuat banyak masyarakat terjangkit Covid-19 tidak dapat ditangani dengan baik.
Kepala perawat Lun Za En (45) di RS Cikha hanya dibantu teknisi lab dan asisten apoteker untuk merawat tujuh pasien corona. Rumah sakit ini berada dekat perbatasan Myanmar dengan India ini kekurangan fasilitas yang mumpuni.

“Kami tidak memiliki cukup oksigen, peralatan medis yang cukup, listrik yang cukup, cukup dokter atau ambulans yang cukup,” kata Lun Za En kepada Reuters. “Kami beroperasi dengan tiga staf, bukan 11.”

Sementara itu pengujian corona juga berhenti pasca kudeta. Seorang pekerja di salah satu pusat karantina Covid-19 di ibu kota Yangon mengatakan semua petugas kesehatan spesialis di sana telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil.

“Kami tidak menerima pasien baru lagi karena pusat tes Covid tidak memiliki staf untuk diuji,” kata pekerja tersebut, yang menolak menyebutkan namanya.

Dilansir dari Channel News Asia (CNA), seminggu sebelum kudeta, tes Covid-19 secara nasional rata-rata lebih dari 17.000 sehari. Itu turun di bawah 1.200 sehari dalam tujuh hari hingga Rabu.

Kampanye anti-Covid Myanmar kandas bersama dengan sistem kesehatan lainnya setelah militer merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, yang pemerintahnya telah meningkatkan pengujian, karantina, dan perawatan.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan sebanyak 13 petugas medis tewas saat terjadinya kudeta. Sekitar 150 petugas kesehatan telah ditangkap. Sementara ratusan dokter dan perawat lagi dicari atas tuduhan penghasutan.

Myanmar kini telah melaporkan lebih dari 3.200 kematian akibat Covid-19 dari lebih 140.000 kasus. Tetapi akibat pengujian yang terhenti, angka kasus infeksi dan kematian akibat corona diprediksi lebih besar.

Singapura

Sementara itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan memberikan pengumuman tentang tentang situasi Covid-19 di negara pulau hari ini, Senin (31/5/2021) pukul 16.00 waktu setempat. Pidato Lee nantinya dapat disaksikan langsung melalui halaman Facebook-nya.
Pengumuman tersebut muncul melalui postingan Facebook Lee pada Minggu (30/5/2021). Dalam postingan itu Lee juga mengatakan jumlah kasus komunitas baru stabil selama dua minggu terakhir.

“Langkah-langkah kami yang diperketat untuk menjaga keamanan warga Singapura berhasil,” kata Lee, berterima kasih kepada masyarakat karena tetap tinggal di rumah dan mematuhi pedoman.

“Saya bermaksud untuk berbagi dengan Anda bagaimana kami berencana untuk mengendalikan Covid-19, sambil secara progresif membuka diri lagi,” ujarnya.

“Solusinya: Pengujian, pelacakan kontak, dan vaksinasi, semua lebih cepat, dan lebih banyak lagi. Juga: Seperti apa normal baru itu?”

Pada Jumat lalu, Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan bahwa tidak perlu “pengetatan postur lebih lanjut”. Karena tindakan Covid-19 yang lebih ketat kini sudah “berdampak dalam mengendalikan penyebaran virus”.

Wong, yang juga ketua bersama satuan tugas multi-kementerian Covid-19, mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan pembaruan rinci pada konferensi pers satuan tugas berikutnya. Rencananya hal itu juga dilakukan Senin ini.

Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Singapura mengumumkan 25 kasus Covid-19 baru pada Minggu sore. Ini menjadikan jumlah total infeksi menjadi 62.028.

Di antara kasus baru, 19 adalah infeksi komunitas. Sebanyak 13 di antaranya terkait dengan kasus sebelumnya dan enam tidak terkait.

Dari Worldometers, Singapura memiliki 561 kasus aktif. Sebanyak tiga di antaranya adalah kasus serius.

Sebelumnya Singapura sudah memperketat pembatasan pada pertemuan dan kegiatan sosial sejak dua minggu lalu. Langkah ini diambil guna meminimalkan penularan setelah beberapa kelompok infeksi muncul.

Tindakan tambahan di bawah Fase 2 (Peringatan Tinggi) mulai berlaku pada 16 Mei dan akan berlangsung hingga 13 Juni. Dalam fase ini, jumlah kelompok yang diperbolehkan berkumpul maksimal dua orang.

Sementara makan di gerai makanan dan minuman tidak diperbolehkan. Orang juga harus bekerja dari rumah secara selama periode ini.

(*/lk)

Komentar