JurnalPatroliNews – AS – Kontroversi mengenai beasiswa yang diterima oleh Erina Gudono, menantu Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), di Universitas Pennsylvania kini menjadi perhatian tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di media internasional. Mengutip laporan dari Daily Pennsylvania pada Jumat (20/9), beberapa warga Indonesia mendesak agar beasiswa yang diberikan kepada Erina dicabut.
Erina, yang juga istri Ketua PSI Kaesang Pangarep, dianggap tidak pantas menerima beasiswa tersebut karena statusnya sebagai menantu presiden dan gaya hidupnya yang dianggap lebih dari cukup.
Hal ini memicu reaksi keras di media sosial setelah Erina membagikan kabar dirinya menerima beasiswa sambil mengandung anak pertama, yang mendapat lebih dari 100.000 suka. Namun, karena banyaknya komentar negatif, ia kemudian mematikan kolom komentar pada unggahan tersebut.
Laporan Daily Pennsylvania menyebutkan bahwa banyak netizen menandai Universitas Pennsylvania dalam unggahan Erina, dan bahkan beberapa di antaranya mengirim email massal kepada pihak universitas untuk meminta pencabutan beasiswa.
“Mereka menilai bahwa status sosial Erina membuatnya tidak layak menerima beasiswa,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, Daily Pennsylvania mewawancarai Patricia Kusumaningtyas, lulusan Universitas Columbia asal Indonesia, yang mengungkapkan bahwa kemarahan masyarakat Indonesia terhadap Erina tidak hanya terkait beasiswa, tetapi juga gaya hidup mewah yang sering ditampilkan oleh menantu Presiden Jokowi tersebut.
Patricia juga menyebutkan bahwa kurangnya tanggapan Erina terhadap aksi demonstrasi besar-besaran terkait putusan Mahkamah Konstitusi baru-baru ini turut memperburuk persepsi publik terhadapnya.
“Banyak teman saya ikut dalam protes dan terkena gas air mata. Sangat tidak adil jika pemerintahan Jokowi terus menindas, sementara Erina terlihat tidak peka terhadap situasi,” kata Patricia dalam wawancara tersebut.
Menurut Patricia, Erina seharusnya bebas melanjutkan pendidikannya, namun ia berharap pihak universitas dapat mempertimbangkan kembali pemberian beasiswa kepada calon mahasiswa yang terlibat dalam kontroversi di negara asal mereka.
Komentar