Mengenal Stasiun Luar Angkasa China Tiangong

JurnalPatroliNews – Jakarta –  China terus menunjukkan taringnya di luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu ditunjukkan lewat proyek pembangunan stasiun luar angkasa bernama Tiangong (Istana Surgawi) di orbit Bumi.

Tiangong adalah satelit mandiri buatan China. Tiangong adalah penerus laboratorium ruang angkasa Tiangong-1 yang diluncurkan pada tahun 2011 dan dan Tiangong-2 pada 2016.

Tiangong dibangun dengan desain modular, mirip dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dioperasikan oleh Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Kanada, dan Badan Antariksa Eropa.

Sebagai stasiun luar angkasa modular, Tiangong akan dibangun berdasarkan moduul-modul yang dikirim secara bertahap. Tiap modul disebut dengan nama berbeda.

Modul-modul pada Tiangong

Modul inti pertama sudah dikirim pada April lalu yang disebut Tianhe. Lantas modul berikutnya ada Tianzhou, Wentian, Shenzhou, dan Mengtian.

Melansir Xinhua, kapsul lab kedua bernama Mengtian memiliki fungsi yang mirip dengan kapsul lab pertama. Kapsul itu dilengkapi dengan ruang airlock khusus untuk mendukung masuk dan keluarnya kargo dan instrumen dengan bantuan astronot dan senjata mekanik.

Modul eksperimen bernama Wentian dan Mengtian, yang diluncurkan pada 2022, akan menjadi tuan rumah sejumlah besar eksperimen di berbagai bidang termasuk astronomi, kedokteran luar angkasa, ilmu kehidupan luar angkasa, bioteknologi, fisika fluida gaya berat mikro, pembakaran gaya berat mikro, dan teknologi ruang angkasa.

Muatan dan eksperimen sains internasional juga telah dipilih untuk perjalanan ke CSS melalui kerja sama antara United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan China Manned Space Agency (CMSA).

CSS juga akan bergabung di orbit oleh modul optik Xuntian, teleskop ruang angkasa kelas Hubble yang akan mengorbit. Teleskop ruang angkasa itu akan memiliki bukaan 2 meter yang sebanding dengan Hubble tetapi memiliki bidang pandang 300 kali lebih besar, memungkinkan 40 persen langit untuk disurvei dalam satu dekade.

Xuntian akan mampu melakukan docking dengan CSS untuk pemeliharaan dan perbaikan. CSS juga dapat diperluas dari tiga menjadi enam modul, menggunakan modul yang dikembangkan sebagai cadangan.

Setelah selesai, Tiangong akan terdiri dari modul inti yang dipasang pada dua laboratorium dengan berat gabungan hampir 70 ton.

Kapsul inti Tiangong bernama Tianhe (Harmony of Heavens). Kapsul itu kira-kira seukuran bus dengan panjang 16.6 meter dan diameter 4,2 meter.

Melansir The Conversation, kapsul ini berisi sistem pendukung dan kontrol kehidupan, serta akan menjadi tempat tinggal stasiun. Dengan berat 22,5 ton, kapsul Tianhe adalah pesawat ruang angkasa terbesar dan terberat yang pernah dibuat China.

Tianhe juga direncanakan menjadi pusat operasi stasiun luar angkasa di masa depan. Pada tahun 2022, dua modul yang sedikit lebih kecil diharapkan bergabung dengan Tianhe untuk memperluas stasiun luar angkasa dan memungkinkan dilakukannya berbagai eksperimen ilmiah dan teknologi.

Pada akhirnya, stasiun akan mencakup 14 tempat eksperimen internal dan 50 tempat eksternal untuk studi lingkungan luar angkasa.

Tianhe hanya akan berukuran seperlima dari ISS dan bisa menampung hingga tiga anggota awak sekaligus. Tiga ‘taikonauts’ pertama (sebutan astronot China) diperkirakan akan tiba di sana pada bulan Juni 2021.

Melansir Space News, Tianhe dilengkapi dengan hub multi-dok untuk memfasilitasi pembangunan stasiun ruang angkasa Tiangong dan memungkinkan kru untuk memulai kegiatan ekstravehicular.

Tianhe akan menjadi tempat tinggal utama bagi astronaut, serta tenaga penggerak untuk mempertahankan ketinggian orbit.

Tiangong atau dikenal dengan sebutan CSS direncanakan beroperasi di orbit setidaknya selama sepuluh tahun.

 

Komentar