Meski Dianggap Sebagai ‘Bencana Iklim’, Australia Masih Butuh Bahan Bakar Fosil Hingga 2050

JurnalPatroliNews – Sidney, – Australia bakal terus bergantung pada gas alam, yang merupakan bahan bakar fosil, hingga 2050 mendatang.

Madeleine King, Menteri Sumber Daya Australia, mengungkapkan hal tersebut, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, pada Kamis (9/5/24).

King menyebut, gas alam akan terus menjadi sumber energi penting, meski dianggap sebagai biang kerok penyebab bencana iklim.

Ia menilai, pengunaan gas alam itu, bisa menstabilkan jaringan listrik Negara, berbanding dengan peningkatan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Gas memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian kita,” kata King.

Selaras, Anthony Albanese, Perdana Menteri Australia, mendukung apa yang lakukan King. Ia menilai, pengunaan gas alam, tidak akan mengganggu komitmen Australia, mencapai emisi nol dalam 30 tahun ke depan.

“Sesuai dengan Posisi jangka panjang yang kita pegang, Pemerintahan saya berkomitmen menuju masa depan net-zero,” ucapnya.

Albanese menegaskan, Australia, sesuai rencana, akan terus mengirimkan gas ke Luar Negeri. Gas alam, telah menyumbang sekitar 14 persen pendapatan ekspor Negara itu.

Sementara itu, Gavan McFadzean, juru bicara Yayasan Konservasi Australia, membeberkan, rencana itu adalah ‘bencana iklim’ yang harus ditinggalkan.

McFadzean memaparkan, gas alam merupakan bahan bakar fosil yang sangat berpolusi, pembakarannya dapat memicu kebakaran hutan, gelombang panas, pemutihan karang, dan banjir di Australia juga Dunia.

“Mengganti satu bahan bakar fosil dengan bahan bakar fosil lainnya bukanlah transisi energi yang ramah lingkungan,” jelasnya.

Komentar