Perubahan Iklim, RI Siap Hadapi Munculnya La Nina Pasca El Nino

JurnalPatroliNews – Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengindikasikan adanya perubahan iklim yang dapat berpotensi mengganggu produktivitas pertanian di Indonesia. Fenomena La Nina, yang merupakan lawan dari El Nino, diprediksi akan muncul setelah periode El Nino beberapa waktu lalu.

El Nino, yang merupakan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah Ekuator, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap curah hujan di Indonesia, terutama ketika suhu perairan wilayah Indonesia mengalami anomali negatif. Namun, La Nina, yang memiliki kebalikan dari kondisi El Nino, berpotensi meningkatkan curah hujan di Indonesia, terutama jika suhu permukaan laut di perairan Indonesia mengalami peningkatan.

Dampak dari El Nino dan La Nina juga bergantung pada musim dan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Untuk mengantisipasi dampak tersebut pada produksi pangan, berbagai langkah telah dipersiapkan oleh pihak berwenang. Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) telah merencanakan manajemen penanaman yang disesuaikan dengan prediksi BMKG.

Selain itu, pemantauan khusus juga akan dilakukan pada daerah sentra hortikultura seperti sentra cabai dan sentra bawang merah di beberapa wilayah. Bapanas juga akan menyediakan bantuan cool storage di daerah sentra produksi untuk memastikan produk hortikultura dapat disimpan dengan baik saat musim panen.

“Kami juga sedang menambah cold storage ke wilayah konsumen, karena hortikultura kan sifatnya mudah rusak,” ungkapnya.

Menurut Budi Waryanto dari Bapanas, dengan manajemen penanaman yang tepat serta penggunaan teknologi yang memadai, dampak La Nina terhadap produksi pangan dapat diminimalkan, sehingga masyarakat tetap dapat memperoleh stok pangan yang cukup dan harga yang terjangkau.

“Termasuk bagaimana menjadwalkan agar tanam dan panennya tepat berdasarkan peta-peta yang sudah diprediksi BMKG,” ucap Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama dan Humas Bapanas Budi Waryanto kepada wartawan saat ditemui di Hotel Grandhika Jakarta, dikutip Minggu (31/3/24).

BMKG telah memperkirakan bahwa El Nino akan beralih menjadi kondisi netral dalam beberapa bulan ke depan, diikuti oleh kemunculan La Nina mulai Juli 2024.

“El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual.

Sejumlah prediksi juga memperkirakan hal serupa. Salah satunya diungkapkan oleh Institute for Climate and Society (IRI).

“Namun peluang klimatologisnya (La Nina) mencapai musim panas Boreal 2024 (Juni-September), La Nina menjadi kategori yang paling mungkin terjadi pada Juli-September 2024 dan seterusnya,” demikian keterangan resmi IRI.

Komentar