Respons Pejabat
Saat dimintai komentar, seorang pejabat kepresidenan mengatakan kepada AFP bahwa “segera setelah pihak berwenang mengetahui klaim ini, tindakan segera diambil untuk mendukung terduga korban dan orang yang dituduh segera dipindahkan jauh dari Elysee.”
Menteri Pertahanan Florence Parly juga telah memerintahkan penyelidikan paralel yang dapat membawanya ke hadapan komite disiplin.
Diketahui, Macron kemungkinan akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan April mendatang, telah menjadikan penanganan kekerasan terhadap perempuan sebagai tema utama kepresidenannya.
Sebuah jajak pendapat Odoxa yang dirilis Kamis (11/11) menunjukkan dia tetap menjadi yang terdepan dengan 25 persen suara pada putaran pertama pemungutan suara. Disusul kemudian oleh kandidat sayap kanan, Marine Le Pen dengan 18 persen suara.
Kantor Macron sebelumnya telah menjadi pemberitaan setelah terungkap bahwa salah satu pengawal Macron menyerang para demonstran saat menyamar sebagai petugas polisi selama protes May Day pada 2018.
Pekan lalu pengawal Macron tersebut, Alexandre Benalla, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas insiden tersebut, meskipun dia dapat menghindari sel penjara dengan mengenakan gelang elektronik selama satu tahun.
“Sejak kasus Benalla, Patrick Strzoda, kepala staf Emmanuel Macron, ingin menanggapi dengan tegas dan cepat segera setelah ada perilaku yang tidak pantas oleh siapa pun yang bekerja di Elysee,” kata sumber kepresidenan.
Komentar