NATO: Bertahan tapi Korban Bertambah atau Pergi tapi Taliban Berkuasa

JurnalPatroliNews Jakarta – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO membela keputusan Amerika Serikat keluar dari Afganistan dan mengatakan, keruntuhan kepemimpinan politik dan militer di Afghanistan yang menyebabkan Taliban berkuasa.

Jens Stoltenberg, Sabtu (11/9/2021) seperti dikutip Sputnik, menolak kritik bahwa Eropa tidak diajak konsultasi sebelum penarikan tergesa-gesa pasukan AS dari Afghanistan.

“NATO memberikan persetujuan dengan suara bulat terkait penarikan pasukan asing dari Afghanistan pada bulan April 2021,” kata Stoltenberg kepada The New York Times.

Menurut Sekjen NATO, tentu saja AS berkonsultasi dengan Eropa sebelum menarik pasukan dari Afghanistan, namun pada akhirnya setiap negara harus memutuskan sendiri.

Akan tetapi setelah AS memutuskan menarik pasukan dari Afghanistan, Stoltenberg mengakui sulit bagi Eropa untuk melanjutkan tugas di Afghanistan tanpa AS, dan menyebutnya bukan pilihan yang realistis.

“Masalahnya adalah Taliban tidak ingin berunding jika pemerintah Kabul menjadi bagian dari perundingan, kami sadar ini sulit, dan kami dihadapkan pada dilema,” imbuhnya.

Sekjen NATO menegaskan, saat itu opsinya adalah pergi dari Afghanistan dengan risiko Taliban kembali berkuasa, atau tetap bertahan melanjutkan pertempuran dengan risiko korban terus bertambah.

“Mungkin kecepatan Taliban menggulingkan pemerintahan Afghanistan dukungan Barat tidak diantisipasi, tapi semua pihak memahami risiko penarikan pasukan asing dari negara itu,” pungkasnya.

Komentar