Reaksi Pemerintah
Penjabat Presiden Choi Sang-mok mengecam keras kekerasan ini, menyebutnya sebagai tindakan ilegal yang tak dapat diterima di negara demokratis. Ia berjanji akan memperkuat pengamanan di sekitar gedung pengadilan untuk mencegah kejadian serupa.
“Pemerintah sangat menyesalkan insiden kekerasan ini, yang tidak dapat dibenarkan dalam masyarakat yang demokratis,” ujar Choi dalam pernyataannya.
Perpanjangan Penahanan dan Ancaman Hukuman
Keputusan pengadilan untuk memperpanjang penahanan Yoon hingga 20 hari didasarkan pada kekhawatiran bahwa ia dapat menghilangkan bukti. Sesuai aturan, Yoon harus menjalani pemeriksaan fisik, difoto, dan mengenakan seragam penjara selama masa penahanannya. Saat ini, ia ditahan di sel isolasi di Pusat Penahanan Seoul.
Tuduhan pemberontakan yang dihadapi Yoon merupakan salah satu kejahatan berat yang tidak dapat dilindungi oleh hak-hak istimewa presiden. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman mati. Namun, Korea Selatan belum melaksanakan eksekusi hukuman mati selama hampir tiga dekade.
Masa Depan Politik Yoon
Selain penyelidikan pidana, Mahkamah Konstitusi sedang mempertimbangkan untuk secara permanen memberhentikan Yoon dari jabatannya, sesuai pemakzulan yang disetujui parlemen pada 14 Desember 2024. Keputusan ini akan menentukan apakah Yoon kehilangan kekuasaannya secara resmi atau kembali ke jabatan kepresidenan.
Korea Selatan kini berada dalam situasi politik yang semakin rumit, dengan masa depan negara bergantung pada hasil proses hukum dan politik yang sedang berlangsung.
Komentar