Produsen Otomotif Eropa di Ambang Krisis: Emisi Ketat dan Permintaan EV Melemah

JurnalPatroliNews – Jakarta –Sejumlah produsen otomotif besar di Eropa tengah menghadapi tekanan serius akibat penurunan permintaan mobil listrik (EV) dan penerapan target emisi yang semakin ketat.

Mulai tahun 2025, Uni Eropa akan memberlakukan batas emisi baru, yang mengharuskan kendaraan baru memiliki emisi rata-rata tidak lebih dari 93,6 gram CO2 per kilometer. Jika melampaui batas ini, perusahaan akan menghadapi denda besar.

Rico Luman, ekonom senior di sektor transportasi dan logistik ING Bank, memperingatkan bahwa sanksi keuangan ini dapat mencapai jutaan euro, bergantung pada skala produksi.

“Dendanya bisa sangat signifikan, terutama bagi produsen yang volume produksinya besar,” kata Luman dalam wawancara dengan CNBC, Kamis (3/10/2024).

Namun, tantangan yang dihadapi produsen mobil Eropa tidak berhenti di situ. Menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), industri otomotif saat ini belum siap untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

Penjualan EV di Eropa masih lesu karena kurangnya model yang terjangkau serta lambatnya pembangunan infrastruktur pengisian daya. Di sisi lain, mobil listrik buatan China yang lebih murah juga dapat mengancam pasar Eropa jika tarif impor diterapkan.

Melihat situasi ini, ACEA mendesak Uni Eropa untuk segera mengambil langkah-langkah bantuan sebelum aturan emisi yang lebih ketat mulai berlaku pada 2025.

“Industri ini membutuhkan dukungan lebih dari lembaga-lembaga Uni Eropa untuk mempercepat transisi ke kendaraan tanpa emisi,” jelas ACEA dalam pernyataannya pada 19 September.

Tim McPhie, juru bicara Komisi Eropa, menyebutkan bahwa industri otomotif masih memiliki waktu sekitar 15 bulan untuk menyesuaikan diri dengan regulasi baru.

“Kebijakan ini telah dirancang agar industri dan ekosistem ekonomi memiliki waktu untuk beradaptasi,” ujar McPhie pada 24 September. Meski begitu, ia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai dampak denda yang akan dikenakan.

Sementara itu, produsen seperti Volkswagen, BMW, Mercedes-Benz, dan Ford, tetap berfokus pada pengembangan kendaraan hybrid, yang dianggap lebih menguntungkan dalam jangka pendek.

Luman menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, produsen ini harus bersaing dengan pemain baru dan mengadopsi strategi jangka panjang untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik. “Transisi ini penting untuk keberlanjutan jangka panjang, meskipun mungkin tidak menguntungkan dalam waktu dekat,” katanya.

Komentar