Saat Peringatan Yahudi, Polisi Israel Bentrok dengan Demonstran Palestina

JurnalPatroliNews Jakarta –  POLISI Israel bentrok dengan para demonstran Muslim, Minggu (18/7), di suatu kuil Kota Tua Jerusalem saat orang-orang Yahudi menuju ke sana pada hari libur keagamaan. Ziarah Yahudi ke daerah kompleks masjid Al-Aqsa yang sangat sensitif–dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount–dikutuk oleh orang-orang Palestina.

Perdana Menteri nasionalis sayap kanan Israel Naftali Bennett mendukung keputusan negara untuk mengizinkan orang Yahudi mengunjungi situs tersebut. Menurut polisi, pada dini hari,

“Para pemuda Palestina mulai melemparkan batu ke lapangan terbuka Temple Mount ke arah pasukan polisi yang membubarkan mereka.”

Tidak ada laporan resmi tentang penangkapan atau cedera. Delegasi Uni Eropa untuk wilayah Palestina dalam tweet mengatakan,

“Prihatin atas ketegangan yang sedang berlangsung,” Ia mendesak agar tidak ada tindakan hasutan.Ia juga menyerukan penghormatan terhadap status quo situs itu dan mendesak para pemimpin Israel, agama, dan masyarakat untuk segera menenangkan situasi yang menghangat itu.

Insiden tersebut terjadi pada perayaan Yahudi Tisha B’av, menandai hari ribuan tahun lalu ketika, menurut tradisi, kedua kuil Yahudi yang terletak di Temple Mount dihancurkan.

Situs suci itu terletak di Jerusalem timur, yang diduduki dan dicaplok Israel pada 1967, tetapi dikelola oleh organisasi Wakaf Muslim yang enggan memberikan akses terbatas kepada orang Yahudi.

Seorang juru bicara kelompok Yahudi yang mendorong kunjungan semacam itu mengatakan kepada AFP bahwa 1.679 peziarah berada di kompleks masjid selama Minggu pagi dan sore.

Wakaf Muslim mengutuk pelanggaran dan serangan yang dilakukan oleh kelompok fanatik Yahudi dengan dukungan politik dari pemerintah Israel.

Menurutnya, dalam pernyataan yang dibawa oleh situs resmi Palestina Wafa, Israel bertujuan menciptakan perang agama.

Otoritas Palestina menuduh Israel merusak keamanan dan stabilitas kawasan dengan memungkinkan serangan terhadap jemaah itu.

Perdana Menteri Bennett menginstruksikan agar kunjungan yang terorganisasi dan aman oleh orang-orang Yahudi ke Temple Mount berlanjut sambil menjaga ketertiban di lokasi.

Dalam pernyataan kedua setelah kecaman Wakaf dan PA, Bennett menekankan bahwa kebebasan beribadah di Temple Mount akan sepenuhnya dipertahankan bagi umat Islam juga. Ia merujuk pada Hari Raya Iduladha yang akan datang.

Dua tahun lalu, ketika hari raya Yahudi dan Muslim bersamaan, kekerasan di lokasi tersebut menyebabkan puluhan warga Palestina terluka dan menyebabkan tujuh orang ditangkap.

 

(*/lk)

Komentar