Sejumlah Penambang China Diculik di Kongo, Kedubes Keluarkan Peringatan Darurat

JurnalPatroliNews– Jakarta – Lima pekerja asal China dilaporkan diculik dalam serangan bersenjata di sebuah tambang emas di Republik Demokratik Kongo (RDK) pada Minggu (21/11) waktu setempat.

Kabar penyerangan dan penculikan di dekat desa Mukera di Provinsi Kivu Selatan itu sudah dikonfirmasi Kedutaan Besar China dan pihak keamanan setempat pada hari yang sama.

“Lima warga negara China diculik,” kata Mayor Dieudonne Kasereka, juru bicara militer wilayah tersebut, seperti dikutip dari Global Times, Senin (22/11).

Kedutaan mengatakan bahwa situasi keamanan di sejumlah provinsi termasuk Province de l’Ituri, Province du Nord Kivu dan Province du Sud Kivu sangat parah, dan serangan bersenjata yang melibatkan orang-orang China telah terjadi di tempat-tempat ini berkali-kali.

Kedutaan juga telah mengeluarkan peringatan agar warganya tidak bepergian ke provinsi-provinsi tersebut, dan menyarankan agar warga yang terlanjur berada di provinsi itu untuk segera mengungsi.

Belum jelas siapa yang melakukan serangan di dekat desa Mukera di provinsi Kivu Selatan itu, di mana sebuah kelompok bersenjata terlibat baku tembak dengan polisi.

Menurut Sputnik News, seorang perwira polisi setempat tewas dalam peristiwa itu, sementara menyebut jumlah warga China yang diculik ada delapan orang.

Kongo adalah produsen kobalt tambang terbesar di dunia – bahan utama baterai untuk kendaraan listrik – dan salah satu produsen tembaga terbesar di Afrika.

Kedutaan Besar China di RDK belum merilis rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut.  

Komentar