Sembilan Kelompok Oposisi Bersatu Melawan Pemerintah Ethiopia, Dewan PBB Pasang Alarm Lebih Keras

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perang saudara di Ethiopia diperkirakan akan semakin memburuk setelah sembilan kelompok oposisi mengumumkan aliansi dan rencana untuk menjatuhkan pemerintah di Addis Ababa. 

Dewan Keamanan PBB menyatakan kekhawatirannya dan menyerukan  “dialog nasional” untuk menarik Ethiopia dari ambang konflik berkepanjangan.

“Perluasan dan intensifikasi bentrokan militer di Ethiopia utara benar-benar menyulut keprihatinan kami,” kata PBB dalam pernyataannya.

Pada anggota menyerukan gencatan senjata, pembicaraan damai, dan diakhirinya penggunaan pidato kebencian yang menghasut, dan mendorong bantuan lebih banyak untuk menjangkau jutaan orang Etiopia yang mengalami kekurangan pangan.

Badan yang beranggotakan 15 negara itu merilis pernyataan pertamanya tentang Ethiopia beberapa jam setelah aliansi faksi-faksi oposisi Ethiopia yang baru dibentuk mengumumkan rencana di Washington untuk menjatuhkan Perdana Menteri Abiy Ahmed dan membentuk pemerintahan transisi.

Apa yang disebut Front Persatuan Pasukan Federalis dan Konfederasi Ethiopia memperluas kesepakatan yang ada antara Front Pembebasan Rakyat Tigray utara (TPLF), yang telah memerangi pasukan federal selama setahun, dan Tentara Pembebasan Oromo (OLA).

Mahamud Ugas Muhumed, dari Perlawanan Negara Somalia, dan anggota aliansi baru lainnya, menjelaskan rencana komando pusat untuk mengoordinasikan upaya militer dan politik antara sembilan kelompok, yang semuanya memiliki sayap bersenjata.

“Langkah selanjutnya adalah mengatur diri kita sendiri dan benar-benar membongkar pemerintah yang ada, baik dengan paksa atau dengan negosiasi, lalu memasukkan pemerintahan transisi,” kata Muhumed pada acara di Washington, seperti dikutip dari AFP.

Aliansi itu diumumkan meskipun ada seruan dari para pemimpin Afrika dan Barat untuk gencatan senjata nasional, ketika pasukan federal memerangi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang berbasis di utara dan sekutunya.

Dengan pemberontak mengancam akan pindah ke ibu kota Addis Ababa, tentara Ethiopia pada hari Jumat meminta mantan personel untuk bergabung kembali dengan militer untuk memerangi mereka, kata media pemerintah.

Perang, yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Negara-negara Afrika dan juga negara-negara Barat menyerukan gencatan senjata segera di Ethiopia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, pada Kamis menyerukan agar perang itu segera diakhiri.

Komentar