Sepekan Ini Harga Minyak Dunia Ambles 2% Lebih, Waduh… Gara-gara China?

Di sepanjang pekan ini, indeks dolar AS, yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama jatuh 4,14%, karena data ekonomi yang cerah memikat investor menjauh dari safe-haven menuju aset berisiko termasuk minyak.

Sejatinya, pelemahan dolar AS membuat minyak yang di banderol dengan greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, tampaknya hal tersebut masih belum dapat mendorong permintaan akan minyak mentah dunia karena masih drop di sepanjang pekan ini.

Tekanan dari China yang merupakan konsumen utama dari komoditas ini, masih mendominasi pergerakan harga minyak mentah.

Kasus Covid-19 di Guangzhou dan kota-kota Cina lainnya telah melonjak, dengan jutaan penduduk pusat manufaktur global diminta untuk melakukan tes Covid pada Rabu (9/11/2022).

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS melonjak 3,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 440,8 juta barel karena produksi minyak meningkat menjadi sekitar 12,1 juta barel per hari, data Administrasi Informasi Energi AS (IEA) menunjukkan.

Jumlah ini di atas ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan stok minyak mentah sebesar 1,4 juta barel. “Dengan narasi (pembukaan kembali China) yang didorong kembali, ditambah dengan peningkatan besar pada data inventaris AS, menyiratkan permintaan AS yang meredup, kru resesi kembali dengan kekuatan penuh pagi ini di Asia,” Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Manajemen, kata dalam sebuah catatan.

Komentar