Jurnalpatrolinews – Baghdad : Operasi militer Turki melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Kurdistan Irak telah berakhir dengan penghinaan, dengan pasukan mundur pada hari Minggu setelah serangan udara menewaskan 13 tentara Turki.
HPG, sayap militer PKK, mengatakan bahwa Operasi Claw Eagle 2 telah gagal dan Turki, yang memiliki pasukan NATO terbesar, terpaksa pergi dengan darah rakyatnya sendiri di tangannya.
“Percobaan invasi tentara pendudukan Turki di wilayah Gare telah menemui perlawanan efektif pasukan kami dan gagal sejak saat pertama,” kata pernyataan HPG.
“Yang disebut pasukan elit tentara Turki terpukul keras dan menderita kekalahan. Dengan darah rakyatnya sendiri di tangannya, tentara Turki mundur dari Gare. “
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar bersikeras bahwa PKK telah “mengeksekusi” 13 warga sipil Turki yang katanya telah ditawan selama empat tahun terakhir.
PKK menolak klaim tersebut dan mengatakan yang ditahan adalah intelijen Turki, polisi dan personel militer yang ditangkap dalam operasi melawan pasukan Kurdi di Irak utara.
Upaya pemboman terhadap para sandera diajukan oleh PKK sebelum serangan udara yang mematikan, dengan seorang juru bicara memperingatkan pada hari Kamis: “Penembakan Turki yang terjadi kemarin menargetkan sebuah penjara di mana tentara Turki yang ditangkap disimpan.”
Dalam sebuah pernyataan setelah serangan hari Minggu, seorang juru bicara HPG mengatakan: “Bahwa tidak ada yang akan selamat dari serangan yang begitu sengit itu jelas bagi siapapun yang memiliki pengetahuan dasar militer. Serangan itu tidak ditujukan untuk membebaskan para tawanan perang, tetapi untuk menghancurkan mereka.
“Satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas kematian orang-orang ini adalah Hulusi Akar. Dia memberi perintah untuk serangan seperti itu dan tidak memiliki perasaan manusia apa pun. “
PKK mengatakan bahwa rincian lebih lanjut tentang perlawanan gerilya empat hari akan segera dibagikan. (***/.dd-mrnngstar)
Komentar