Tetangga RI Sudah Kena! Unggas Perlu Dipantau Ketat, WHO Pasang Alarm Virus Berbahaya Ini

JurnalPatroliNews – Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memberikan tanda ‘bahaya’ usai seorang gadis berumur 11 tahun meninggal setelah terinfeksi flu burung atau H5N1 di Kamboja.

Kementerian Kesehatan Kamboja menjelaskan, gadis berusia 11 tahun tersebut berasal dari provinsi pedesaan Prey Veng. Gadis tersebut sakit selama seminggu disertai demam tinggi, batuk, dan sakit tenggorokan.

Ayah sang gadis juga dikabarkan terjangkit positif flu burung dan 11 anggota keluarga lainnya tengah menjalani tes lanjutan.

Penularan virus flu burung yang pertama kali terjadi di Kamboja pada 2014. Saat itu tercatat 56 kasus terinfeksi H5N1 pada manusia, 37 di antaranya fatal.

Petugas telah mengumpulkan sampel beberapa burung mati dari dekat desa gadis itu. Pejabat kesehatan juga telah memperingatkan warga agar tidak menyentuh unggas yang mati atau sakit.

Kasus flu burung pada manusia jarang terjadi, karena manusia tidak memiliki reseptor di tenggorokan, hidung, dan saluran pernapasan bagian atas yang rentan terhadap jenis virus saat ini. Orang yang bekerja dengan unggas yang terinfeksi berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi.

WHO telah mencatat delapan kasus infeksi H5N1 pada manusia sejak Oktober 2021 di seluruh dunia, termasuk di China, India, Spanyol, Inggris, dan AS.

Melansir BBC Internasional, WHO mengungkapkan awal bulan ini terdapat hampir 42 juta kasus terinfeksi H5N1 pada unggas domestik dan liar.

Hampir 15 juta unggas peliharaan, termasuk unggas, telah mati karena penyakit tersebut, dan lebih dari 193 juta lainnya telah dimusnahkan

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan awal bulan ini bahwa virus itu “perlu dipantau secara ketat” untuk melihat apakah itu bermutasi menjadi bentuk yang dapat menyebar di antara manusia.

Adapun baru-baru ini, Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO Sylvie Briand menjelaskan kepada wartawan bagaimana virus flu burung ini digambarkan cukup ‘mengkhawatirkan. Pihaknya saat ini tengah meninjau risiko dalam skala global.

“WHO mendesak kepada masyarakat di semua negara untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena virus ini sangat berisiko,” ujar Briand seperti dikutip dari RT News, Minggu (26/2/2023).

Menurut Briand, selain meningkatnya jumlah kasus pada burung, situasi serupa juga terjadi pada mamalia, termasuk manusia.

Kendati demikian, Briand menyampaikan pihaknya sampai saat ini belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

Apakah benar-benar ada penularan manusia ke manusia. Atau apakah kedua individu tersebut tertular virus hanya karena paparan mereka pada kondisi lingkungan yang sama, yaitu kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi atau hewan lain.

WHO masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait di Kamboja untuk menelisik lebih jauh penyebab meninggalnya gadis berusia 11 tahun tersebut.

Komentar