The Washington Post : Pemimpin ISIS Baru Adalah Informan Penjara AS

Jurnalpatrolinews – Washington : Pria yang memimpin Daesh (ISIS) setelah kematian pendirinya pada 2019 adalah mantan tahanan yang membantu AS melenyapkan saingannya di organisasi kelompok teror sebelumnya, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Kamis.

Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurashi menggantikan Abu Bakr aAl-Baghdadi, yang tewas di provinsi Idlib Suriah pada 2019.

Rincian Al-Qurashi, yang bernama asli Amir Muhammad Sa’id Abdal-Rahman Al-Mawla, diketahui oleh Departemen Pertahanan AS saat ia ditahan Amerika mulai Januari 2008. Namun catatan yang baru dirilis menunjukkan bahwa ia adalah sebagai sangat berharga bagi AS sebanyak dia adalah informan yang bersedia.

Potret Al-Mawla yang muncul, menurut rincian dokumen yang baru dirilis yang diterbitkan di Washington Post, adalah potret seseorang yang sangat ingin membantu Amerika, seorang pengadu penjara yang menawarkan pasukan AS sejumlah detail tak ternilai yang membantu mereka bertempur. organisasi teroris.

“Tahanan tampaknya lebih kooperatif dengan setiap sesi,” salah satu laporan 2008 mengatakan tentang Al-Mawla. “Tahanan memberikan banyak informasi tentang kolega ISIL,” kata yang lain mengacu pada Daesh dengan nama yang berbeda.

Kedalaman kerja sama dijabarkan dalam 53 laporan yang sebagian disunting tentang Al-Mawla yang bekerja dengan pasukan Amerika termasuk membantu sketsa seniman tentang tersangka terorisme teratas dan mengidentifikasi restoran dan kafe tempat mantan rekan-rekannya lebih suka makan.

“Dia melakukan sejumlah hal untuk menyelamatkan lehernya sendiri, dan dia memiliki catatan panjang sebagai permusuhan – termasuk selama interogasi – terhadap orang asing di ISIS,” kata Christopher Maier, asisten menteri pertahanan untuk operasi khusus dan konflik intensitas rendah yang membahas dalam sebuah wawancara catatan yang dirilis oleh Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point, sebuah lembaga akademis yang didanai Pentagon di Akademi Militer AS.

Catatan tersebut, yang dirilis sebagai bagian dari studi akademis, telah membantu para pejabat AS mengisi kekosongan dalam biografi Al-Mawla yang merupakan pejabat yang relatif tidak dikenal di Daesh ketika dia dinamai “khalifah”.

Al-Mawla ditangkap pada akhir 2007 atau awal 2008 dan menjadi sasaran puluhan interogasi oleh pejabat militer AS. Tanggal pasti pembebasannya tidak diketahui, tetapi catatan interogasi berhenti pada Juli 2008, kata Washington Post.  (***/. dd – irnprs)

Komentar