Trump Tawarkan Relokasi, Warga Kulit Putih Afrika Selatan Menolak, Ini Alasannya!

Meskipun apartheid telah berakhir lebih dari 30 tahun lalu, ketimpangan ekonomi masih terlihat. Saat ini, meskipun hanya sekitar tujuh persen dari populasi, warga kulit putih masih menguasai sekitar 70 persen lahan pertanian pribadi di Afrika Selatan. Beberapa kelompok Afrikaner merasa kebijakan afirmatif pemerintah, termasuk reformasi lahan, merupakan bentuk diskriminasi terhadap mereka.

Namun, pemerintah menegaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan memperbaiki ketidakadilan historis akibat kolonialisme dan apartheid, yang menyebabkan banyak warga kulit hitam kehilangan tanah mereka.

Afrikaner Pilih Bertahan di Afrika Selatan

Meskipun AfriForum mengapresiasi perhatian Trump terhadap komunitas Afrikaner, Kriel menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada negara asal mereka.

“Kami menyadari adanya tantangan, tetapi kami akan tetap bertahan,” ujarnya.

Sementara itu, Sithabile Ngidi, seorang warga Johannesburg, mengkritik pendekatan Trump. “Trump seharusnya datang sendiri ke Afrika Selatan untuk melihat situasi sebenarnya, bukan hanya mendengar dari orang seperti Elon Musk yang sudah lama meninggalkan negara ini,” katanya.

Sejauh ini, komunitas Afrikaner tetap bersikeras bahwa mereka akan menghadapi tantangan di tanah air mereka sendiri, tanpa perlu bergantung pada tawaran relokasi dari negara lain.

Komentar