Turki Kembali Akur dengan Liga Arab, Dipersatukan oleh Israel

Ankara berupaya memperkuat hubungan kelembagaan dan kerja sama dengan Liga Arab, yang diharapkan bisa menjadi jalan bagi penyelesaian masalah regional saat ini dan memperdalam kolaborasi di masa depan. Selain itu, negosiasi antara Turki dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) juga tengah berlangsung untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pembentukan aliansi negara-negara Islam sebagai respons terhadap apa yang ia sebut sebagai ancaman ekspansionisme Israel yang semakin meningkat. Pernyataannya itu muncul setelah kematian seorang wanita Turki-Amerika, yang diduga ditembak oleh pasukan Israel selama aksi protes di Tepi Barat.

Erdogan menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan “arogansi dan terorisme negara Israel” adalah dengan membentuk aliansi Islam. Pernyataan tersebut memicu kecaman dari Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang menyebut pernyataan Erdogan sebagai hasutan dan kebohongan berbahaya. Katz juga menuduh Erdogan telah lama berkolaborasi dengan Iran untuk melemahkan rezim-rezim Arab moderat di kawasan tersebut.

Langkah Erdogan untuk memperbaiki hubungan dengan Mesir dan Suriah, termasuk pertemuannya dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Ankara pekan lalu, menunjukkan upaya Turki untuk mengatasi ketegangan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Sejak 2020, Turki telah melakukan upaya diplomatik untuk meredakan perselisihan dengan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Erdogan bahkan menyatakan kesiapannya untuk mengundang Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam rangka memulihkan hubungan kedua negara yang terputus sejak pecahnya perang saudara di Suriah pada 2011.

Komentar