JurnalPatroliNews – Seoul – Demonstrasi besar-besaran mewarnai sidang pleno parlemen Korea Selatan pada Sabtu (7/12/2024), saat anggota legislatif memutuskan nasib mosi pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Sekitar 150.000 demonstran memadati area di luar gedung Majelis Nasional di tengah suhu dingin, menyerukan agar Presiden Yoon segera lengser.
Menurut laporan Yonhap yang dikutip AFP, polisi mencatat 149.000 orang bergabung dalam aksi ini hingga pukul 17.30 waktu setempat. Namun, penyelenggara aksi mengklaim jumlah peserta mencapai satu juta. Para demonstran berasal dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk serikat pekerja, mahasiswa, dan warga biasa, menunjukkan kuatnya dukungan terhadap pemakzulan.
Jalan-jalan di sekitar gedung parlemen dipenuhi pengunjuk rasa yang membawa poster bertuliskan “Lengserkan dia” dan “Lindungi negara dengan kekuatan cahaya lilin.” Dalam aksi simbolis, mereka menyalakan lampu ponsel secara serentak sebagai bentuk solidaritas.
Protes ini berlangsung bersamaan dengan voting parlemen untuk menentukan mosi pemakzulan Yoon. Namun, sidang diwarnai aksi walkout dari hampir seluruh anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai berkuasa yang menaungi Yoon, kecuali satu orang. Tindakan tersebut menimbulkan keraguan apakah mosi pemakzulan dapat disahkan.
Berdasarkan aturan yang berlaku, dibutuhkan dua pertiga suara dari total 300 anggota parlemen untuk meloloskan mosi pemakzulan. Partai Demokrat, oposisi utama, bersama partai-partai kecil lainnya, menguasai 192 kursi. Artinya, delapan suara tambahan dari PPP diperlukan untuk mencapai kuorum.
PPP, yang memegang 108 kursi, sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda adanya anggota yang mendukung mosi tersebut. Ketegangan semakin meningkat di tengah ketidakpastian hasil voting.
Aksi ini menjadi simbol ketidakpuasan publik terhadap kepemimpinan Yoon. Demonstrasi damai tersebut menunjukkan tekanan besar dari masyarakat kepada parlemen untuk mengambil langkah tegas terhadap presiden yang dinilai gagal memenuhi harapan rakyat. Namun, hasil akhir dari voting pemakzulan masih belum dapat dipastikan.
Komentar