Namun, analis lain, Jim Shanahan dari Edward Jones & Co., menduga penjualan saham ini mungkin juga terkait dengan kematian wakil ketua Berkshire, Charlie Munger, tahun lalu. Shanahan mengatakan bahwa Buffett cenderung kurang nyaman dengan bisnis teknologi dibandingkan Munger, yang mungkin akan mendorong Buffett untuk lebih mempertahankan kepemilikannya di Apple jika Munger masih hidup.
Pada kuartal ketiga 2024, Berkshire mencatat kenaikan laba investasi yang signifikan, dengan total keuntungan mencapai US$ 26,25 miliar atau sekitar Rp413 triliun, setara dengan US$18.272 atau Rp295 juta per saham Kelas A.
Tahun lalu, kerugian investasi menyebabkan penurunan laba Berkshire hingga mencapai rugi sebesar US$12,77 miliar. Namun, laba operasional turun 6% menjadi US$10,09 miliar (Rp159 triliun) dari sebelumnya US$10,8 miliar.
Pendapatan Berkshire tercatat stabil, yakni sebesar US$92,995 miliar (Rp1.466 triliun), sedikit turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$93,21 miliar.
Saat ini, Berkshire Hathaway memiliki beragam bisnis, mulai dari sektor asuransi seperti Geico Corp, sektor transportasi melalui BNSF Railway Co., hingga sejumlah perusahaan utilitas besar serta bisnis ritel dan manufaktur, termasuk Dairy Queen dan See’s Candy.
Komentar