Covid: Sekitar 180.000 Nakes di Seluruh Dunia Meninggal Akibat Virus Corona, 2.000 di Antaranya Dari Indonesia

Kebanyakan vaksin Covid digunakan di negara berpenghasilan tinggi dan menengah atas. Sementara Afrika hanya berkontribusi 2,6% dari total vaksinasi global.

Ide awal di balik Covax – program vaksinasi global yang didukung PBB untuk mendistribuskan vaksin secara merata – adalah bahwa semua negara akan dapat memperoleh vaksin termasuk dari negara yang kaya, tulis koresponden Urusan Global BBC Naomi Grimley.

Tapi kebanyakan negara-negara G7 memutuskan untuk menahan diri begitu mereka mulai membuat kesepakatan pribadi dengan perusahaan farmasi.

Negara maju diimbau mengalah dalam antrean vaksin global

Aylward mengimbau negara-negara kaya untuk mengalah dalam antrean vaksin global, sehingga perusahaan farmasi dapat memprioritaskan negara-negara berpenghasilan terendah sebagai gantinya.

Dia mengatakan negara-negara kaya perlu “menginventarisasi” komitmen sumbangan mereka yang dibuat pada pertemuan puncak seperti pertemuan G7 di St Ives musim panas ini.

“Saya dapat memberitahu Anda bahwa kita tidak di jalur [yang benar],” katanya.

“Kita benar-benar perlu mempercepatnya, atau Anda tahu, pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya.”

People’s Vaccine – sebuah aliansi kelompok amal – telah merilis angka baru yang menunjukkan hanya satu dari tujuh dosis yang dijanjikan oleh perusahaan farmasi dan negara-negara kaya yang benar-benar mencapai tujuan mereka di negara-negara miskin.

Aliansi yang terdiri dari Oxfam dan UNAids itu juga mengkritik Kanada dan Inggris karena kedua negara itu mengadakan vaksin untuk populasi mereka sendiri melalui Covax.

Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer dari Covax, sementara Kanada mengambil di bawah satu juta dosis AstraZeneca.

Penasehat Kesehatan Global Oxfam, Rohit Malpani, mengakui bahwa Kanada dan Inggris secara teknis berhak mendapatkan vaksin melalui jalur ini setelah membayar ke mekanisme Covax, namun dia mengatakan itu masih “visa diperdebatkan secara moral” mengingat kedua negara telah memperoleh jutaan dosis melalui perjanjian bilateral mereka sendiri.

Adapun, pemerintah Inggris menunjukkan bahwa negara itu adalah salah satu negara yang telah “memulai” Covax tahun lalu, dengan sumbangan sebesar £548 juta, sekitar Rp10,6 triliun.

Inggris juga telah mengirimkan lebih dari 10 juta vaksin ke negara-negara yang membutuhkan, dari total total 100 juta yang dijanjikan.

Sementara, pemerintah Kanada menekankan bahwa mereka sekarang telah berhenti menggunakan vaksin Covax.

Menteri Pembangunan Internasional negara itu, Karina Gould, mengatakan: “Segera setelah menjadi jelas bahwa pasokan yang kami dapatkan melalui kesepakatan bilateral kami akan cukup untuk penduduk Kanada, kami mengembalikan dosis telah kami dapatkan dari Covax, sehingga itu dapat didistribusikan kembali ke negara-negara berkembang.”

Covax awalnya bertujuan untuk mengirimkan dua miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini, tetapi sejauh ini baru mengirimkan 371 juta dosis.

Komentar