Data Dilapangan, KSPI Ungkap 30 Persen TKA Jepang Positif Covid-19

JurnalPatroliNews Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkapkan berdasarkan data di lapangan banyak Tenaga Kerja Asing (TKA) yang terkonfirmasi positif covid-19.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan dari 10 orang TKA Jepang, sebanyak tiga sampai empat orang terkonfirmasi positif covid-19. Padahal, perusahaan Jepang sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Banyak TKA di perusahaan Jepang yang protokol kesehatan sudah ketat, 30 persen hingga 40 persen TKA itu terkonfirmasi positif. Itu yang mereka kaget, Dubes dan pemerintah Jepang, kok tinggi sekali makanya dipulangkan,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (15/7).

Para TKA Jepang tersebut mayoritas bekerja di perusahaan otomotif dan komponennya, elektronik dan komponennya, keramik, tekstil, garmen, dan sepatu. Daerah sebarannya meliputi Tangerang, Serang, Cilegon, DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Sidoarjo, Surabaya, Semarang, dan sebagainya.

Karenanya, ia mempertanyakan kondisi TKA lainnya, seperti pekerja dari China, Korea, Taiwan, Hong Kong yang penerapan protokol kesehatan tidak seketat perusahaan Jepang. Dengan pertimbangan tersebut, ia menyarankan sebaiknya pemerintah menutup akses masuk TKA ke Indonesia.

“Saran kami dengan alasan apapun, sebaiknya tidak boleh masuk, terutama TKA China, dengan alasan apapun. Wong Indonesia saja sudah tidak boleh tenaga kerja masuk ke beberapa negara, masak kita membolehkan semua negara bebas masuk walaupun dengan protokol kesehatan,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang menyiapkan penerbangan khusus untuk mengevakuasi warga mereka di Indonesia, menyusul lonjakan kasus virus corona.

Menteri Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan hal itu disiapkan sebagai langkah antisipasi. Beberapa warga Jepang di Indonesia dipulangkan mulai Rabu (14/7) dengan penerbangan khusus menggunakan maskapai Jepang

“Untuk melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan, sehingga orang Jepang yang ingin pulang dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin, dan sebanyak mungkin orang,” kata Katsunobu Kato, Selasa (13/7) seperti dikutip dari Nikkei Asia.

 

(*/lk)

Komentar