Masuk Zona Merah, Heboh ! Ratusan Nakes di Kudus Terpapar COVID-19

JurnalPatroliNews – Kudus,– Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menjadi zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Ada sebanyak 142 tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan terkena COVID-19.

“Sampai Jumat (28/5) kemarin sudah 142 tenaga kesehatan yang terpapar kena COVID, nah data sampai hari saya yakin bertambah cuman kita belum mempublish berapa jumlahnya yang terbaru,” jelas Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus, Ahmad Syaifuddin saat dihubungi rekan media lewat telepon, Senin (31/5/2021).

Dia mengatakan ratusan tenaga kesehatan kini ada yang sedang menjalani isolasi mandiri namun juga ada yang dirawat di rumah sakit. Menurutnya dampaknya banyak nakes terinfeksi Corona, sejumlah rumah sakit di Kudus kekurangan tenaga kesehatan.

“Ada isolasi mandiri, ada yang dirawat di rumah sakit. Tentunya pelayanan kesehatan kolaps ya, satu jumlah pasien banyak, tapi tenaga kesehatan tidak mampu, karena banyak nakes yang terpapar. Ini menjadi kolaps. Makanya Kudus banyak dibantu dari Semarang,” ungkapnya.

Syaifuddin menuturkan lonjakan kasus Corona yang meningkat di Kudus pasca lebaran disebabkan sejumlah faktor. Pertama selama Ramadhan banyak masyarakat berkerumun di mal dan tempat keramaian. Mereka pun abai terhadap protokol kesehatan.

“Keramaian, kerumunan, mal ramai masjid semua ramai dan semua tidak mengindahkan protokol kesehatan. Sehingga pas hari lebaran banyak yang silahturahmi itu mulai kasus itu terjadi dan beruntun sebanyak itu,” jelasnya.

Berikutnya kedua pemerintah daerah dianggap sudah tidak giat lagi mengadakan operasi yustisi prokes. Sehingga masyarakat menganggap COVID-19 sudah tidak ada lagi.

“Pas Ramadan operasi yustisi dan sebagainya operasi protokol kesehatan sudah jarang dilakukan, sehingga masyarakat beranggapan bahwa COVID-19 sudah mulai tidak ada, memang kebetulan Ramadan kasus di Kudus sangat rendah sekali. Sehingga masyarakat sudah merasa COVID-19 nya sudah selesai. Tidak seperti itu juga. Sehingga masyarakat abai terhadap protokol kesehatan,” ucap dia.

Syaifuddin meminta kepada pemerintah agar kembali tegas dalam hal protokol kesehatan. Kegiatan yang menimbulkan kerumunan agar ditiadakan sementara. Masyarakat pun diimbau agar juga taat terhadap protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.

“Sarannya memang tetap dari hulu dan hilir ya. Dari hulu ketegasan pemerintah dalam protokol kesehatan, dalam kegiatan menimbulkan kerumunan harus ditiadakan. Kita mengimbau kepada alim ulama, masjid, imam masjid, mushola itu juga mereka harus menerapkan prokes,” jelasnya.

“Di hilirnya yang masih menjadi masalah, rumah sakit pada full semua. Sehingga pasien ini tidak bisa ditangani di Kudus. Akhirnya banyak diambil masyarakat Semarang, ambulance dari Semarang sudah banyak ke Kudus sudah banyak ngambil pasien COVID,” pungkas Syaifuddin.

Sementara itu dari data COVID-19 per hari Senin (31/5) ada sebanyak 1.198 orang terkonfirmasi aktif virus Corona. Terdiri dari 276 dirawat di rumah sakit dan 922 orang menjalani isolasi mandiri.

Lalu ada sebanyak 616 kasus meninggal dunia, berikutnya ada 5.644 orang sembuh dari COVID-19. Jika secara keseluruhan ada sebanyak 7.458 orang yang terkena virus Corona.

(*/lk)

Komentar