Anies Beberkan Kunci Dalam Jinakan Kasus Covid-19 di Jakarta

JurnalPatroliNews – Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan kunci menurunkan kasus Covid-19. Dalam waktu satu bulan terakhir, DKI Jakarta mencatat penurunan jumlah kasus aktif hingga kematian Covid-19.

Misalnya saja kasus aktif saat ini adalah 9.453 kasus per tanggal 13 Agustus 2021 dan turun dari puncak gelombang kedua pada Juli lalu yang mencapai lebih dari 100 ribu kasus. Kasus aktif di bawah 10 ribu kasus terjadi pada 22 Mei lalu atau sekitar 2,5 bulan lalu.

“Selama hampir dua bulan sejak itu kasus aktif kita naik secara eksponensial, sehingga mencapai puncaknya pada tanggal 16 Juli 113.137 kasus aktif,” kata Anies, dalam paparan di saluran YouTube, Sabtu (14/8/2021).

Jumlah kasus ini paling rendah dibandingkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Jumlah ini juga jauh menurun ketimbang puncaknya pada Juli lalu yang mencapai 113 ribu kasus positif aktif. Pada Jumat lalu ada 1.210 kasus positif Covid-19 baru di Jakarta dengan 1.570 pasien sembuh dan 68 orang meninggal.

Dia menyebutkan saat puncak terjadi, seluruh kamar di rumah sakit Jakarta penuh. Hal itu terjadi pada ICU dan kamar rawat inap, serta antrian masuk IGD yang sangat panjang.

Menurutnya, penurunan kasus aktif membutuhkan waktu lebih lama daripada tren kenaikan. Namun di Jakarta, tren penurunan itu terjadi hanya dalam waktu satu bulan.

“Berkat kerja keras begitu banyak pihak dukungan, kedisiplinan dari begitu banyak warga Jakarta kita semua berhasil menurunkan kurva kasus aktif kembali di bawah 10 ribu dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua,” jelasnya.

Hal yang sama juga terjadi pada penambahan kasus harian. Puncaknya terjadi pada 12 Juli dengan satu hari di DKI Jakarta tercatat ada 14 ribu kasus dan sebulan kemudian menurun hingga 1/14 nya.

Kasus kematian pun juga mengalami penurunan. Jumlah kasus ini dibagi menjadi terkonfirmasi Covid dan pemakaman dengan protokol Covid.

Pada pertengahan bulan Juni, angka pemakaian dengan protap Covid naik pesat dan puncaknya di tanggal 10 Juli. Saat itu ada 400 orang yang meninggal dengan pemakaman protokol Covid-19 sementara kematian terkonfirmasi Covid-19 sempat mencapai angka 200an.

“Ini gap yang besar antara terkonfirmasi dan protap Covid-19. Jarak lebar ini menurunkan bahwa banyak warga yang meninggal sebelum tes keluar. Banyak warga yang baru datang ke fasilitas rumah sakit saat kondisinya sudah berat dan ini juga menggambarkan beban laboratorium sangat besar,” ungkap Anies.

Namun sekarang angka pemakaman dengan protokol Covid-19 menurun di kisaran 50 orang. Sementara kematian dengan konfirmasi Covid-19 turun 40 orang. Menurutnya situasi tersebut menunjukkan beban laboratorium menurun dan hasil tes bisa keluar lebih cepat serta warga yang membutuhkan pertolongan darurat bisa cepat tertolong.

“Lagi 40-50 bukan sekedar angka. Mereka adalah saudara-saudara kita yang punya keluarga, tema yang kita sayangi, keluarga yang kita cintai, Setiap kematian Covid-19 terlalu banyak. Kita harus tekan sampai titik terendah,” ujar Anies.

(cnbc)

Komentar