Ini Faktanya, Seorang Pria Disangka Hendak Serang Ustaz di Jaksel, Ini Penjelasan Polisi !

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Sebuah video viral memuat puluhan santri sebuah pondok pesantren (ponpes) mengangkat seorang pria. Dalam video yang beredar, dinarasikan pria tersebut hendak menyerang ustaz pemilik ponpes di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Kanit Reskrim Polsek Pancoran Iptu Supardi membantah narasi dari video viral tersebut. Menurutnya, informasi yang beredar di media sosial tidak benar.

“Jadi gini saya jelasin, sebenarnya orang ini agak depresi terus datang mau menemui Pak Ustaz. Tapi Pak Ustaz lagi mandi dan itu orang main masuk rumah aja. Orang-orang pesantren kaget terus langsung narik itu pemuda keluar lagi, karena dikiranya mau nyerang ustaz,” kata Supardi saat dikonfirmasi wartawan, Senin (2/11/2020).

Supardi menjelaskan kejadian tersebut berlangsung pada Minggu (1/11) siang. Dia juga menyebut pria yang dikira hendak menyerang ustaz tersebut masih memiliki ikatan keluarga dengan ustaz.

Menurut Supardi, pria tersebut berniat menemui ustaz untuk meminta pendapat terkait kondisi rumah tangganya yang telah bercerai. Namun, para santri di ponpes tersebut salah paham dan sempat memaksa keluar pria tersebut.

“Itu orang kan keluarganya lagi cerai dan dia depresi. Mungkin lagi mau nyari ke ustaz itu. Dia masuk aja dan dilihat santri langsung ditarik keluar,” terang Supardi.

“Ustaz sama dia saling kenal. Cuman ini sama santrinya sempet ada dipukul-pukul gitu  yang orang depresi itu biar keluar. Jadi yang dipukulin itu orang depresinya, bukan ustaz-nya. Ustaz-nya nggak apa-apa,” sambung Supardi.

Lebih lanjut Supardi mengatakan, kasus tersebut juga telah berakhir secara kekeluargaan. Pihak-pihak yang terlibat kemudian bertemu untuk mediasi dan klarifikasi.

“‘Akhirnya dibawa ke rumah RT, ada ustaz di situ dan baru diketahui ternyata pria itu saudaranya. Kita klarifikasi bikin pernyataan aja saling memaafkan aja,” tutur Supardi.

Supardi menambahkan pihaknya juga berharap masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan informasi yang beredar di media sosial yang belum diketahui kebenarannya.

“Kami menghimbau pada masyarakat jangan terprovokasi dengan berita yang belum tentu benar kebenarannya dan tidak terpancing berita-berita seperti itu,” pungkas Supardi.

Lebih lanjut, Supardi juga mengimbau masyarakat untuk menyaring informasi yang beredar di media sosial sebelum membagikannya kembali.(*/red)

Komentar