7 Fakta Pemilu AS 2024: Siapa yang Dunia Inginkan Jadi Presiden Amerika?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2024 akan digelar pada Selasa, 5 November 2024 (waktu setempat) atau Rabu, 6 November 2024 (waktu Indonesia).

Kontestasi kali ini akan mempertemukan dua tokoh besar: Donald Trump, mantan Presiden dari Partai Republik, dan Kamala Harris, Wakil Presiden dari Partai Demokrat.

Trump, yang berusia 78 tahun, baru saja menghindari dua upaya pembunuhan dan menjadi mantan presiden AS pertama yang dinyatakan bersalah dalam sebuah kasus kejahatan oleh juri New York.

Di sisi lain, Kamala Harris, yang berusia 60 tahun, menjadi kandidat utama Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mundur pada Juli lalu karena penurunan performa dalam debat.

Selain persaingan ketat di antara keduanya, pemilu ini juga mendapat perhatian dunia. Berikut adalah tujuh fakta menarik seputar Pemilu AS 2024:

  1. Sistem Pemilihan di AS
    Pemilih AS tidak memilih langsung presiden, melainkan memilih anggota Electoral College yang berjumlah 538 orang.

    Setiap negara bagian memiliki jumlah suara yang berbeda, tergantung pada jumlah perwakilannya di Kongres. Kandidat yang meraih 270 suara Electoral College akan menjadi pemenang. Persaingan ini semakin sengit, dengan risiko penundaan atau sengketa hukum terkait penghitungan suara.
  2. 6 Negara Bagian Penentu
    Ada enam negara bagian yang akan menjadi penentu dalam pemilu kali ini: Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin. Negara-negara ini memiliki pemilih yang belum menentukan pilihan, yang dikenal dengan sebutan swing voters.
  3. Kapan Pemenang Diketahui?
    Pemungutan suara pertama ditutup pada pukul 6 sore waktu setempat (pukul 6 pagi WIB). Jika hasilnya ketat, mungkin diperlukan beberapa hari untuk memproyeksikan pemenang.

    Pemungutan suara akan dihitung, dan penghitungan suara melalui pos juga dapat memperlambat proses. Sertifikat pemilu setiap negara bagian harus diterima pada 25 Desember, dan hasil resmi akan dihitung oleh Kongres pada 6 Januari 2025.
  4. Peningkatan Pengamanan
    Keamanan pada Hari Pemilu 2024 ditingkatkan drastis, mengingat kekhawatiran terhadap kerusuhan sipil dan potensi kekerasan.

    Garda Nasional telah dikerahkan di beberapa negara bagian, dan FBI memantau potensi ancaman. Keamanan di lebih dari 100.000 tempat pemungutan suara telah diperketat.
  5. Siapa yang Unggul di Survei?
    Berdasarkan survei terbaru, Kamala Harris unggul tipis dari Donald Trump. Beberapa hasil survei mencatatkan persaingan ketat, dengan Harris memimpin antara 1% hingga 5%. Misalnya, survei ABC/Ipsos mencatat Harris 49%, Trump 46%. Sementara di survei lain, Trump sedikit unggul.
  6. Siapa yang Diinginkan Dunia Jadi Presiden AS?
    Pemilu AS juga menarik perhatian dunia. Presiden Rusia Vladimir Putin secara tidak langsung menyatakan lebih suka Harris sebagai presiden, meskipun banyak tanda yang menunjukkan dukungan untuk Trump.

    Di China, meski tidak ada dukungan terbuka, persaingan Trump dan Harris diprediksi akan melanjutkan kebijakan keras terhadap Beijing.

    Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu lebih condong ke Trump karena hubungan dekat mereka. Arab Saudi pun lebih memilih kemenangan Trump, meskipun ada kekhawatiran terkait kebijakan luar negeri yang tidak dapat diprediksi.
  7. Suara Pemilih Arab Amerika
    Sebagian pemilih Arab Amerika kini lebih mendukung Jill Stein, kandidat dari Partai Hijau. Banyak di antara mereka merasa tidak puas dengan sikap Harris dan Trump terhadap konflik Palestina, sehingga mereka memilih suara yang dianggap lebih mewakili prinsip mereka, meskipun Stein kecil kemungkinannya untuk menang.

Pemilu kali ini menjadi sangat krusial tidak hanya bagi AS, tetapi juga bagi dunia yang sangat terpengaruh oleh kebijakan luar negeri AS. Semua mata kini tertuju pada hasil pemilu yang dapat mengubah arah kebijakan global untuk empat tahun ke depan.

Komentar