Alasan Firli Ngotot Jadi Polisi Meski 6 Kali Gagal Tes

JurnalPatroliNews, Jakarta – Tekad Firli Bahuri menjadi seorang polisi bisa dibilang sangat kuat. Dia pantang menyerah meski sempat enam kali gagal tes masuk di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri).

Tapi kini dia justru menjadi orang pertama di angkatannya yang meraih bintang tiga di pundaknya.

“Saya lulus SMA tahun 1982 dan daftar Akabri 6 kali. Saya gagal 3 kali saat daftar tahun 1982, 1983,1984,” tutur Firli dalam program Blak-blakan di detikcom, Senin (21/6/2021).

Setelah gagal yang ketiga kalinya itu, di akhirnya mendaftar sebagai Bintara Polisi dan berdinas di Bandung satu tahun. Pada 1985 dan 1986 dia menuju Magelang untuk kembali mengikuti tes Akabri. Di kota yang sohor sebagai “kawah candradimuka” bagi para taruna ABRI kala itu, dia kembali harus angkat koper. Baru pada 1987 Firli akhirnya bisa lulus Akabri.

“Makna ini adalah menjadikan semangat diri saya karena sesuatu itu akan terjadi tanpa kita ketahui,” kata Firli.

Kenapa dia begitu ngotot dan gigih untuk menjadi polisi? Rupanya lelaki kelahiran 8 November 1963 itu terinspirasi oleh kiprah polisi di kampungnya. Kala masih di banguk Sekolah Dasar dia melihat sosok polisi selalu hadir terdepan setiap kali ada bencana.

Suatu hari, Firli mengenang, tempat kelahirannya, Desa Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dilanda banjir. Akibatnya jembatan penghubung antar kampung putus.

“Kala itu Pak Polisi yang berupaya membuat rakit dari bambu serta membentangkan kulit sapi ke pepohonan di seberang sungai sebagai pegangannya,” kata mantan Kepala Polda Sumatera Selatan itu.

Berkat kecekatan polisi di desanya, dia melanjutkan, tak cuma semua warga bisa kembali beraktivitas. Para pelajar seperti dirinya pun bisa kembali ke sekolah menggunakan rakit. “Dan saya juga pernah diboncengi polisi pakai sepeda saat bersekolah,” kenang Firli.

Firli yang memulari karir di kepolisian sebagai Bintara, sejak memimpin KPK Desember 2019 justru berhasil “Bintang Tiga” di pundaknya. Dia lulus Akpol 1990 pertama yang meraih pangkat tertinggi tersebut saat mulai memimpin KPK, sebuah jabatan yang sangat prestisius di negeri ini.

Di lembaga Antirasuah itu, dia pernah menjadi Deputi Penindakan. Jauh sebelum itu Firli Bahuri pernah menjadi Ajudan Wakil Presiden Boediono, 2012-2014.

(dtk)

Komentar