Fakta Warga Ogan Ilir Tinggal di Kandang Ayam: Sudah 7 Tahun, Tak Mampu Bangun Rumah

JurnalPatroliNews – Heboh di media sosial, warga Ogan Ilir Sumatera Selatan tinggal di kandang ayam miliknya. Pengakuan warga yang merupakan pasangan suami istri atau pasutri tersebut memang tidak mampu membangun rumah.

Pasutri Sulaiman dan Nuryati merupakan penghuni rumah dari kayu berdinding kayu dan atap nipah. Keduanya merupakan warga miskin yang terpaksa tinggal di rumah tidak permanen karena memang tidak memiliki kemampuan membangun rumah.

Kepada wartawan yang mendatanginya, Sulaiman mengaku sudah tujuh tahun tinggal di rumah yang berlokasi dekat sawah lebak tersebut.

Dengan luasan rumah yang tidak lebih 10 meter persegi ini juga diperuntukkan bagi ayam ternak mereka. Ada bau pakan yang menyengat karena digantung di dalam rumah guna memudahkan ayam memakannya.

Sedangkan keduanya tidur dan duduk tidka jauh dari pakan ayam tersebut.

“Kami tinggal sama ayam,” kata Sulaiman.

Menurut pria 65 tahun ini, ia dan istrinya beraktivitas sehari-hari di rumah yang berdiri di atas empat tiang penyangga setinggi 1,2 meter

“Tidur, makan dan masak di sini,” tutur Sulaiman sambil memperlihatkan petakkan tempat yang jadi lokasi penyimpanan perabot makan.

Lagi-lagi, di tempatkan tidak jauh dari pakan ternak ayam.

Menurutnya, ia bersama istri tidak ada pilihan lain untuk tinggal karena tidak mampu membangun apalagi membeli rumah. Bahkan lahan yang digunakan di rumah tersebut, ialah milik warga setempat.

“Kalau hujan, saya dan istri kebasahan karena air netes semua. Benar-benar basah kuyup,” sambung ia.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sulaiman dan istrinya bekerja serabutan, terutama menawarkan jasa pembersihkan kebun.

“Alhamdulilah, jika dapat pekerjaan Rp 20.000 – Rp 40.000 jika sedang beruntung.

Camat Pemulutan, Muhammad Zen mengaku sudah memberikan bantuan pada pasutri tersebut, namun dua tahun yang lalu namun terkendala data kependudukan.

“Pak Sulaiman, berdasarkan data kependudukan baik di KTP dan KK masih terdaftar sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Sementara istrinya memang warga Desa Teluk Kecapi, tapi di KK masih ikut orang tua,” ungkap Zen.

Kendala ini yang mengakibatkan pemerintah sulit memberikan bantuan kepada keduannya.

“Dari dinas terkait tidak bisa menganggarkan perbaikan rumah karena itu bukan lahan tempat tinggal Pak Sulaiman. Mengenai bantuan dari alokasi dana desa, tahun kemarin dialokasikan untuk penanganan Covid-19,” papar Zen.

(sc)

Komentar