Jadi Gaya Hidup Kalangan Milenial, Data Impor Kopi dan Teh RI dari Vietnam, Bikin Kaget!

JurnalPatroliNews – Jakarta – – Impor kopi dan teh dari Vietnam meningkat pada Januari 2023. Bahkan impor kopi dari negara itu mendominasi pada awal tahun ini dibanding negara-negara asal impor kopi lainnya.

Berdasarkan data impor komoditas pangan tertentu yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS), impor kopi pada Januari 2023 sebanyak 1,41 juta kilogram, naik 81,14 persen dibanding Januari 2023 dan naik 102,63 dibanding Desember 2022.

Kopi impor pada awal tahun ini paling banyak didatangkan dari Vietnam dengan volume sebesar 981,94 ribu kilogram. Catatan impor itu naik hingga 53.324,7% yoy atau naik sebesar 2.318,94% mtm.

Setelah itu, impor kopi terbesar selanjutnya dari Brasil sebanyak 115,2 ribu kilogram atau turun 81,23% yoy dan turun 72,22% mtm, Malaysia 64,02 ribu kilogram atau turun 20,66% mtm dan naik 37,56% yoy dan dari Swiss 5,27 ribu kilogram atau naik 1.658,00% yoy dan naik 44,26% mtm.

Untuk komoditas teh, impornya pada Januari 2023 sebanyak 722,07 ribu kilogram. Catatan tersebut turun 10,27% secara yoy dan juga turun 5,67% secara mtm.

Berdasarkan negara asalnya, impor teh pada awal tahun ini terbanyak dari Vietnam mencapai 464,80 ribu kilogram atau turun 4,5% yoy dan naik 15,62% mtm, serta dari Kenya sebanyak 112,38 ribu kilogram atau naik 0,83% yoy dan turun 35,84% mtm.

Selain itu, teh juga diimpor dari China sebanyak 72,07 ribu kilogram atau naik 112,72% yoy dan naik 47,61% mtm, dari India sebanyak 46,38 ribu kilogram atau naik 299,84% yoy dan naik 99,92% mtm, serta dari Taiwan 12,89 ribu kilogram atau turun 20,33% yoy dan turun 51,78% mtm.

Sejak dua tahun yang lalu, Bank Indonesia sebetulnya juga telah mengingatkan ancaman impor kopi seiring dengan terjangkitnya masyarakat dengan kopi yang telah menjadi gaya hidup kalangan milenial atau generasi muda Indonesia.

Bank Indonesia sebelumnya telah konsumsi kopi dalam negeri sebetulnya terkerek naik, tapi Indonesia harus mewaspadai impor kopi untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sementara itu, ekspor kopi justru terus menurun. Kopi Indonesia hanya memenuhi 4 persen dari kebutuhan dunia.

“Tapi karena lifestyle maka impornya meningkat juga. Nah, ini yang harus kami tutup,” ujar Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam Dialog Kopi Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi, dikutip kamis (16/2/2023).

Turunnya ekspor kopi, kata dia, menunjukkan jika jumlah produksi kopi di Indonesia tidak sepesat Brasil dan Vietnam. Padahal, potensi kopi di Indonesia cukup besar, meliputi luasan lahan kopi sebesar 1,62 juta hektar (Ha). Selain itu, Indonesia juga memiliki kopi dengan varietas unggul, misalnya kopi Arabika, Toraja, Kintamani, Mandailing, dan sebagainya.

“Untuk mendorong ekspor kopi ke mancanegara tidak lepas dari tantangan, problemnya bagaimana menjadikan kopi ini produk utama kita,” tuturnya.

Komentar