John Kei Kirim Surat Pertobatan dari Penjara, Isinya Nyentuh Banget!

Jurnalpatrolinews – Jakarta : John Refra alias John Kei, kembali menyatakan pertobatannya dari dunia kejahatan dan premanisme.

Kali ini, pertobatan Johm disampaikan melalui sepucuk surat yang dikirim dari balik jeruji besi. Surat itu ditujukan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong.

Pendeta Gilbert yang telah meminta izin kepada John Kei dan keluarga, lantas membacakan surat tersebut ke publik, melalui video di kanal YouTube miliknya.

“Bagi saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu, dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang,” demikian isi surat John Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert, Sabtu (17/10/2020).

Dalam surat itu John Kei mengaku tetap akan bertahan di tengah badai ujian yang menghantamnya.

Ia juga berjanji bahwa dalam kehidupannya ia tidak pernah menyimpan dendam sedikitpun terhadap orang-orang yang pernah ia sakiti dan menyikiti dirinya.

“Saya adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan dengan siapa pun,” ujar Pendeta Gilbert lewat surat John Kei itu.

Berikut isi surat John Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert:

Segala Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku (Filipi 4:13)

Tuhan Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya.

Kembali rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tuntunan, penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan, sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhan lah yang setia menolong dan menghibur saya.

Dengan surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan saya, yaitu sebuah kejujuran.

Saya adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan dengan siapa pun.

Memang tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan, berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh iblis.

Dalam kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan tanpa saya melakukan sesuatu apa pun. Seperti orang menilai saya tanpa mengetahui pribadi saya.

Saya tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. Walaupun seribu kali saya jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Saya percaya Tuhan, seluruh hidup saya adalah tangan-Mu yang akan selalu memegang erat tangan saya. Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.

Kejujuran ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya. Saya teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, firman Allah menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur. Oleh karena itu sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan.

Lain halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong. Penting sekali jika hidup kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari kehidupan yang baik serta roh yang penurut.

Tentunya ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur. Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni.

Bagi saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu, dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.

Jalan kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. Saya selalu berpegang teguh pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya. Hari-hari yang tidak mudah bagi saya dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak Tuhan.

Walaupun saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh dengan suka-cita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun. Saya tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.

Untuk itu ijinkan saya menyampaikan permohonan-permohonan doa saya, yang saya harapkan dari pendeta dan rekan-rekan seiman lainnya.

Yang pertama, senantiasa Tuhan mau menjaga, menuntun, serta memberikan kesehatan buat saya.

Kedua, selalu saya senantiasa memberikan roh kejujuran dalam kehidupan setiap kami pribadi.

Ketiga, semoga impian saya untuk memiliki tempat yang nyaman untuk menjalin masa depan saya dengan keluarga, dan adik-adik saya yang berpegang teguh pada firman Tuhan.

Dan yang keempat, semoha Tuhan selalu menguatkan saya dalam keimanan untuk tetap setia.

Dari saya, John Refra, John Kei. Haleluya.

Usai membaca surat, Pendeta Gilbert pun meyakini John Kei sungguh-sungguh bertobat. Kendati upaya tersebut penuh godaan.

Diketahui, John Kei kembali ditangkap polisi lantaran diduga terlibat penyerangan terhadap Agrapinus Rumatora alias Nus Kei dan orang-orangnya.  (pojok satu)

Komentar