JurnalPatrolinews – Jakarta,- Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny susetyo menyatakan bahwa Moderasi adalah pemikiran, perkataan dan tindakan, kita tidak bisa benar benar melaksanakan moderasi jika kita masih memaksakan kebenaran kita pada orang lain, tapi dengan terbuka mencoba memahami orang lain apapun latar belakangnya
Saudara yang berbeda agama adalah saudara dalam kemanusiaan karenanya kita sebagai umat beragama perlu menanamkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari hari, dengan contoh paling kongkrit adalah mencintai Tuhan dengan mencintai sesama ciptaannya
Sesungguhnya moderasi beragama dan toleransi telah lama ditanamkan dalam masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan catatan kitab sutasoma tentang candi seribu yang mengakomodir kebutuhan lebih dari 1000 aliran hindu budha di masa itu untuk dapat hidup berdampingan bersama sama
Era Digital dan globalisasi di mana Informasi makin tidak terikat ruang dan waktu, keterasingan terhadap nilai nilai kemanusiaan justru makin meningkat manusia cenderung terjebak pada kebenarannya sendiri dan cenderung menjelekkan dan mengolok olok Kebenaran lain yang tidak cocok dengannya padahal kecepatan informasi ini diharapkan dapat membawa manusia makin menjadi cepat mengerti mengenai perkembangan informasi di sekitarnya hingga membuat ikatan empati dan kebersamaan sesama anggota masyarakat makin meningkat,bukan sebaliknya.
Hal ini diungkapkan Benny dalam acara Moderasi Agama Budha dalam tindakan di Hotel Hariston Jakarta utara . Acara yang diselenggarakan oleh GEMABUDHI ini dibuka oleh keynote speaker Caliadi SH, MH Dirjen Bimas Budha yang menyatakan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dan majemuk, moderasi agama berkaitan langsung dengan kenyataan hidup berbangsa dan bernegara maka Moderasi beragama harus jadi komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan hidup penting karena keanekaragaMan adalah anugrah bagi bangsa , hal ini ditampilkan dalam pancasila yang merupakan cermin dan citra selanjutnya dalam masyarakat.
Komentar