Ngabalin jadi King of Penjilat untuk Bangsa & Negara, Mulut Netizen: Kusut Antum, Mau Jadi Pahlawan?

JurnalPatroliNews Jakarta – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin ikut kena kritik lewat mural pinggir jalan. Bahkan di dunia maya, Ngabalin disebut sebagai King of Penjilat. Mendapat sindiran itu, ternyata Ngabalin nggak marah.

Setelah mural “Jokowi: 404 Not Found” yang ada di wilayah Tangerang reda, muncul mural serupa. Kali ini yang jadi sasaran adalah Ngabalin. Wajah Ngabalin dilukis pada tembok di pinggir jalan dengan tulisan ‘504 Error’ menutupi bagian matanya. Lokasinya diduga berada di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Dengan cepat, mural ini ikut dibagikan di media sosial seperti Twitter. Bahkan kata kunci Ngabalin sempat menjadi trending topic di Twitter. Mayoritas isinya merupakan kritik dan ledekan kepada Ngabalin.

Apa tanggapan Ngabalin? “Kau mau bikin saya punya muka model apa pun saya tidak khawatir. Saya sudah tahu itu. Saya tidak tersinggung, saya juga tidak marah,” jawab Ngabalin, kepada wartawan, kemarin.

Ngabalin mengklaim, dirinya sudah tahu siapa pihak yang sengaja membuat mural menyerang dirinya. Kata dia, lokasinya ada di 3 tempat, yakni Bogor, Malang dan Tangerang.

“Di Bogor mereka ada tulis. Di Malang juga ada. Tapi tidak apa-apa, saya tidak khawatir. Dia mau fitnah, mau caci maki, mau hujat apa pun, waktu saya sudah saya siapkan untuk bangsa dan negara dan agama,” katanya.

Eks politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini menyebut, mural ‘Ngabalin 504 Error’ ini bagian dari risiko perjuangannya. Dirinya mengklaim, selama ini cukup keras dalam membela negara dan menyelamatkan generasi muda dari bahaya intoleransi dan paham radikal.

“Islam masuk di sini dengan damai, dengan cara-cara yang menggunakan sistem dan cara budaya untuk mengembangkan agama,” kata Ngabalin.

Pria kelahiran Papua ini menuturkan, selain mural “Ngabalin 504 Error”, ada lagi julukan yang kerap dilontarkan kepada dirinya. “Ada sekarang juga mereka membuat meme, kemudian membuat lidah saya yang panjang. Katanya king of penjilat,” tutur Ngabalin.

Dia melanjutkan, kalau dirinya disebut menjilat, maka itu untuk bangsa dan negara. “Saya menjilat untuk menyelamatkan generasiku,” akunya.

Sikap Ngablin yang tidak kecewa disebut King of Penjilat ditanggapi beragam warga dunia maya. Ada yang mendukung, tapi banyak juga yang mengkritik dan meledek politisi yang akrab dengan sorban itu.

“Memang itu kenyataan, dia sadar kalau dia seorang penjilat, makanya buat dia tak masalah,” cuit @herrikusnadi. “Wajar masyarakat menilai karena sikapnya nggak pernah konsisten dengan ucapanya,” timpal @Brahma9991. “Angin ke barat ikut ke barat. Angin ke timur ikut ke timur,” ledek @Gendewa90.

Akun @InkaiTimo menyoroti alasan Ngabalin yang rela menjilat demi menyelamatkan bangsa. “Menyelamatkan bangsa kok dengan menjilat. Duhh kusut kali antum,” kritiknya. “Maksudnya jadi pahlawan gitu? Yang namanya penjilat itu identik dengan pengkhianat. Dan sejarahnya nggak ada pengkhianat itu jadi pahlawan,” kata @ddraw78.

Namun, ada juga warganet yang memberikan pujian terhadap Ngabalin. “Bapak Ngabalin dibutuhkan agar mulut-mulut ember yang tak tau etika dan tak punya adab macam Rogi Gemblung dan sejenisnya SADAR tak TARUH lagi otaknya didengkul,” ujar @Bambang_Budimab. “Ngabalin orang baik, tegas dan lugas, jaman sekarang adalah karakter yg agak jarang dijumpai, makanya Ngabalin sangat cocok jadi Mendagri atau Menkopolhukam,” kata @wrahardian2. “Sisi positif mr ngabalin. Enggak baperan,” puji @panjitotti.

Sementara itu, pakar hukum tata negara, Refly Harun mengapresiasi jika benar alasan Ngabalin menjilat demi negara. Hanya saja, Refly mengenang sikap Ngabalin di setiap isu yang pernah dilaluinya.

Refly menilai jika negara merekrut Ngabalin dalam pemerintahan dengan tujuan menjadikannya aset, hal itu gagal total. Ia justru mempertanyakan manfaat merekrut Ngabalin dalam pemerintahan sebagai penyelamat negara. Karena bagi Refly, Ngabalin justru cocok menjadi sosok ‘pembuat berita’, dan bisa menggaet fokus banyak orang.

“Makanya saya berpikir ‘apakah Istana untung merekrut Ngabalin?’ dalam konteks ini, dalam konteks dia berkoar-koar menjilat demi menyelamatkan bangsa dan generasi,” sindir Refly.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang, Ngabalin sebagai politikus profesional. Sadar akan posisinya sebagai tim sangkur pemerintah. Membuat pernyataan apapun bernada pembelaan. Salah benar pun bukan persoalan, karena selama ini juga tidak ditegur.

Dengan hal tersebut, Dedi justru menganggap Ngabalin berhasil karena tidak reaktif terhadap warganet. Beda halnya jika label itu datang dari kubu oposisi, pasti reaksinya bakal berubah drastis.

Kata Dedi, Ngabalin perlu memahami jika pembelaannya pada pemerintah tidak selalu dianggap benar. Sehingga bisa menjadi bumerang. Yakni mengikis kepercayaan terhadap pemerintah. Pasalnya, reputasi Ngabalin lambat laun hanya sebatas pembela tanpa rasionalitas.

“Saran kecilnya, Ngabalin harus menjadi jubir pemerintah yang lebih banyak menyampaikan kebenaran, dari prestasi pemerintah, dan mengurangi perdebatan publik dengan statement membabi buta,” usul Dedi.

Komentar