Nilai Kebaikkan Ditanamkan Menjaga Kemajemukan

Salah satu pendiri Setara Institute ini juga menyatakan bahwa terjadi darurat Pancasila.

“83% pelajar menyatakan setuju jika Pancasila diganti. Mengapa itu terjadi? Berarti ada kegagalan dalam pendidikan kewarganegaraan dan agama. Seharusnya ini juga menjadi pacu bagi Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pancasila dan agama,” katanya.

“Padahal Pancasila adalah kesepakatan dan pemersatu kita semua. Apalagi sekarang, akan tahun politik 2024. Isu-isu dikeluarkan yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan. Pancasila dibutuhkan,” tuturnya.

Benny pun menutup paparannya dengan sebuah seruan.

“Umat harus hati-hati melihat politik. Jangan terkecoh. Jangan terjebak dengan karisma semata tanpa melihat track recordnya. Jangan memilih yang mengancam Pancasila, karena kalau itu terjadi, kaum minoritas-lah yang terdampak. Anda jangan mau dijadikan korban pertarungan politik,” tutupnya.

Fransiskus Bustan pun menyatakan bahwa Pancasila adalah identitas Indonesia.

“Kita ragam, banyak jenisnya. Perbedaan seharusnya sebuah kenyataan sederhana yang tidak perlu diperdebatkan. Dalam keagamaan kita, kita beraga, hidup dalam Pancasila. Itulah Indonesia,” imbuhnya.

“Pancasila itu identity kita. Permerlain antara bangsa kita dengan bangsa lainnya. Pancasila adalah simpul perajut dan pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila menyatukan kita semua,” serunya.

Aloysius Liliweri mengajak kepada peserta untuk juga memilih calon dalam pemilihan daerah masing-masing untuk tetap bersandar pada nilai Pancasila.

“Pilihlah juga anggota DPR, DPRD, Bupati, Walikota, Gubernur, yang memang memperhatikan kita semua, yang memiliki dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Itu juga harus dipikirkan dan diperhatikan,” katanya.

Komentar