Pemerintah RI Akan Impor 2 Juta Ton Beras, Jokowi: Sebagai Cadangan Beras Pemerintah Hadapi Paceklik

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah RI, berencana mengimpor kembali beras pada tahun ini. Hal itu dilakukan, sebagai upaya cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, rencana impor beras tersebut, menyusul adanya potensi kemarau panjang yang disebabkan adanya el nino tahun ini.

“Itu untuk cadangan Bulog. Karena kemungkinan akan ada yang namanya El Nino kering panjang. Sehingga Bulog, Badan Pangan mempersiapkan diri dengan memperkuat cadangan berasnya,” jelas Jokowi, dalam Keterangan Pers Presiden di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/4/23).

Presiden mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai salah satu cara mencegah, agar tidak terjadi kekurangan stok beras saat musim kemarau panjang tiba, sehingga nantinya Negara bingung mencari ketersediaan beras karena musim kemarau panjang diperkirakan juga terjadi di Negara lainnya.

“Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, ke Vietnam, ke India, ke Pakistan barangnya enggak ada. Ini yang kita hindari, karena El Nino tidak hanya di Indonesia saja, di negara-negara itu juga terjadi,” lanjut Presiden.

Maka rencana importasi beras sebagai CBP merupakan antisipasi potensi tersebut. Impor beras ini diyakini juga tidak mengganggu harga gabah petani. Rencana impor 2 juta ton beras, akan datang bertahap.

“Dan itu juga tidak mengganggu harga gabah petani. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Henry Saragih (SPI) dan datangnya juga bertahap,” ucapnya.

Diketahui, Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk impor beras 2 juta ton. Penugasan tersebut tertuang melalui Surat Penugasan tertanggal 24 Maret 2023 oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo ke Bulog.

Dalam surat itu disebutkan, impor beras tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir tahun 2023. Namun, untuk saat ini yang perlu segera dilakukan adalah impor beras sebanyak 500.000 ton.

Komentar