Dalam diskusi ‘Memprediksi Kemunculan Capres ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid (Jawa Bali – Non Jawa Bali)’ yang digelar KedaiKOPI, Jumat (15/10), Rocky menyinggung kaum milenial di Indonesia. Menurutnya, kaum milenial heran terhadap isu politik Tanah Air.
“Saya berdiskusi dengan kaum milenial. Mereka mendengar kekonyolan-kekonyolan dalam politik kita, banteng vs celeng. Dia bingung,” katanya.
Kaum milenial, kata Rocky, perlu tokoh-tokoh yang unjuk gigi dari segi akademis. Salah satunya soal gender quality hingga human rights.
“Kok kita nggak denger ya Puan ngomong itu. Om yang rambutnya kayak bintang film putih itu, Ganjar Pranowo, ngomong itu. Kok kita nggak lihat Kang Emil ngomong. Society 5.0 isinya intellectuality, human rights, gender equality. Mereka nggak dapet itu,” imbuh dia.
Karena itu, menurut Rocky Gerung, berupaya menaikkan elektabilitas Ganjar ataupun Puan adalah hal yang konyol. Sebab, kaum milenial ingin sosok calon presiden yang concern pada gender equality hingga demokrasi.
“Jadi konyol kita berupaya menaikkan elektabilitas Ganjar, padahal bagi milenial itu orang bodoh. Demikian juga Puan. Sama, mereka anggap ini orang nggak ngerti. New grammar of world’s politic adalah gender equality, democracy, human rights,” ujar Rocky Gerung.
Komentar