Ia pun berharap, wacana ASN bekerja dari mana saja, bisa mulai diterapkannya pada tahun 2024 mendatang. Ia pun tak menginginkan ada ASN yang bekerja dari kantor, namun justru output dan outcome tidak tercapai.
“Saya berharapnya tahun depan sudah tidak di kantor. Kalau bekerja di kantor tidak apa-apa, tapi ojok lungguh tok ae (jangan duduk saja). Kalau ada kepala dinas datang pura-pura pegang berkas (bekerja), jadi seperti orang sibuk, itu zaman dahulu,” jelas dia.
Ia memberi contoh, salah satu bentuk pelayanan, yang bisa dilakukan ASN ketika berada di luar kantor. Misalnya, ada warga yang mengalami kesulitan mengurus berkas, maka warga tersebut, bisa mengirimkan datanya kepada ASN melalui WhatsApp untuk dibantu, karena semuanya sudah Digitalisasi.
“Kita sudah harus digitalisasi. Dengan begitu, saya berharap kesejahteraan itu semakin tercapai dan terwujud di Kota Surabaya. Jadi kerja itu dari hati, tidak perkara mencari muka kepada pemimpinnya,” tuturnya.
Eri mengungkapkan, konsep Smart City tersebut, sebenarnya akan diterapkan pada tahun 2022, sejak dirinya menjabat Wali Kota Surabaya pada 2021. Namun, rencana tersebut ditunda karena terkendala adanya pandemi COVID-19.
“Saya punya visi dulu, dalam tiga tahun pertama saya bekerjanya dengan disiplin, bekerja dengan mindset, mengubah yang tadi menjadi digitalisasi, tidak harus bekerja di kantor. Dua tahun berikutnya, bekerja dengan qalbunya, bekerja dengan hatinya,” tandasnya.
“Sehingga dengan mindset disiplin, mindset output-outcome yang tidak harus bekerja di kantor, ditunjang dengan ilmu agamanya, apa pun itu, maka hasilnya sangat akan luar biasa,” pungkasnya.
Komentar