Serangan Udara Guncang Ibu Kota Sudan, Kedutaan Qatar Diserang

JurnalPatroliNews – Jakarta – Serangan udara mengguncang Ibu Kota Sudan, Khartoum. Sejumlah pasukan bersenjata dilaporkan turut menyerang dan menggeledah kantor kedutaan Qatar.

Kondisi tersebut dampak dari perang saudara yang masih berlanjut di Sudan antara pihak militer melawan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Dikutip dari AFP, penduduk Khartoum mengatakan bahwa pertempuran sengit berkecamuk meskipun dunia internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata.

Daerah di sekitar gedung televisi pemerintah di kota kembar Khartoum, Omdurman, adalah salah satu tempat yang dibombardir, kata saksi mata.

Perebutan kekuasaan antara panglima militer reguler Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya yang menjadi saingannya Mohamed Hamdan Daglo, yang mengepalai paramiliter RSF, meletus menjadi pertempuran sejak 15 April.

Konflik tersebut telah menewaskan ratusan orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.

PBB telah memperingatkan situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di negara terbesar ketiga Afrika itu, di mana satu dari tiga orang sudah mengandalkan bantuan sebelum perang terjadi.

Kedutaan Qatar adalah misi diplomatik terbaru yang diserang dalam konflik saudara di Sudan. Doha, langsung memberikan kecamatan atas serangan tersebut.

“Negara Qatar mengutuk keras angkatan bersenjata irregular yang menyerbu dan merusak gedung kedutaannya di Khartoum,” kata kementerian luar negeri Qatar.

“Staf kedutaan sebelumnya telah dievakuasi dan … tidak ada diplomat atau staf kedutaan yang terluka,” sambungnya.

Qatar tidak secara khusus mengidentifikasi RSF Daglo sebagai pihak yang bertanggung jawab, tetapi sebuah pernyataan dari otoritas pro-Burhan menyalahkan paramiliter.

Kedutaan Besar Yordania, Arab Saudi, dan Turki juga diserang dalam beberapa pekan terakhir.

Serangan hari Sabtu itu terjadi sehari setelah pertemuan para pemimpin Arab di sebuah pertemuan puncak di Arab Saudi mendesak jenderal-jenderal Sudan yang berseteru untuk menghentikan pertempuran.

Komentar