Awang pun merujuk kiprah GKN Subang yang terus melakukan pembinaan dan pendampingan bagi para mantan TKI dan TKW. “Mereka kami dampingi untuk menjadi wirausaha mandiri dan tangguh,” kata Awang.
Naik Kelas
Salah satu narasumber diskusi tersebut, Direktur Lapenkop Dekopin Arifuddin menekankan, pengembangan bisnis saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi digital. “Untuk naik kelas, koperasi dan pelaku UMKM harus sudah berbasis teknologi digital. “Pelaku usaha harus sudah bertransformasi digital dan memanfaatkan inovasi teknologi,” kata Arifuddin.
Selain itu, Arifuddin menyebutkan bahwa wirausaha muda harus juga melakukan transformasi usaha dari informal ke formal. “Termasuk transformasi dalam rantai pasok industri atau rantai nilai global,” kata Arifuddin.
Maka, bagi Arifuddin, idealnya adalah koperasi modern itu anggota berisikan para pelaku UMKM. Sehingga, mereka akan lebih mudah untuk naik kelas. “Karena dengan berkoperasi, mereka akan terhubung dengan offtaker, memperbesar peluang adopsi teknologi dan inovasi, memperbesar kapasitas produksi, meningkatkan tata kelola manajemen semakin profesional, hingga bisa berbasis ekosistem,” ucap Arifuddin.
Senior Expert HR Consultant Qothrun Nada juga menekankan pentingnya pengembangan SDM untuk meningkatkan kapasitas bisnis UMKM. “Setidaknya, ada lima tantangan UMKM saat ini, yaitu faktor finansial atau modal, digitalisasi, SDM, regulasi, dan marketing,” kata Qothrun.
Tantangan inilah yang harus dicarikan solusi yang paling yang efektif untuk mendorong wirausaha muda semakin mampu mengembangkan bisnisnya.
Komentar