Staf Khusus BPIP: “Pancasila Benteng Tangguh Dalam Menjaga NKRI dari Intoleransi dan Radikalisme”

“Kalau saya belajar jika kita melakukan perubahan berkesinambungan harus ada 4 dimensi yang dipengaruhi yaitu dimensi kebijakan yaitu penyelenggara kebijakan publik yang tidak diskriminatif,kedua perilaku akar rumputnya  yaitu bagaimana cara orang tua mengenal putra putrinya maka harus diajarkan pendidikan dan pelatihan anti terorisme,yang ketiga adalah pendekatan agama dan keempat adalah kekuatan masyarakat sipil”, tutup alysa.

Selanjutnya Psikolog Ibu Arijiani menyatakan bahwa proses radikalisasi berujung teror itu bukan sebuah proses yang sebentar tapi proses panjang sekali. Dalam  penelitian remaja yang terpapar radikalisasi ada tahapan pre radikalsm.ini membuat semua orang yang terkena terpaan berita di sosmed akan terkena paham Radikal akibat munculnya berita berulang.

Munculnya keinginan untuk eksistensi di masyarakat mendorong anak remaja terpapar paham radikalisme.Salah satu tanda munculnya adalah suka mengkritisi aturan baik di rumah maupun di negara.Mereka sedang menguji pemikiran nya di luar bagaimana mereka bisa diakui dalam tataran lebih luas.

Hal itu kalau kita lihat menjadi sangat rentan bagi ideologi radikal untuk masuk. Jika ini dibiarkan maka akan memunculkan generasi kemartiran yang mereka bisa bergerak sendiri karena panggilan dalam hati dan tanpa jaringan.Sadar tidak sadar agen ini mengkosntruksi ekslutifitas agar generasi muda memiliki cara berpikir seperti itu dengan membeda bedakan agama. formula paling tepat adalah ketika membentuk perisai benteng ancaman radikalsime yang berawal dari ketidakmampuan permasalahan keberagaman, perilaku enklusif harus melibatkan kita semua terutama dalam menggalakan kegiatan positif kedepannya.

Komentar