Yang Dilihat Belum Tentu Bisa Dipercaya, Berikut Deepfake dengan Berbagai Kontroversinya

JurnalPatroliNews – Jakarta – Baru-baru ini Google telah melarang algoritma deepfake dari Google Colaboratory, itu adalah layanan komputasi gratis dengan akses ke GPU. Raksasa teknologi tersebut bukanlah satu-satunya yang mengatur tentang deepfake, beberapa negara bagian AS memiliki regulasi yang mengaturnya.

Melansir dari siaran resminya, Kamis (09/06) Pakar Kaspersky telah menjelaskan apa itu deepfake, dan mengapa ada begitu banyak kontroversi di sekitarnya bersama dengan bagaimana pengguna dapat melindungi diri mereka sendiri.

‘Deepfake’ biasanya mengacu pada berbagai jenis media buatan komputer yang melibatkan orang-orang dan dibuat dengan neural network. Ini mungkin video, foto, atau rekaman suara.

Alih-alih menggunakan teknik pengeditan gambar tradisional, penggunaan deep learning telah menggeser kebutuhan akan keterampilan dan upaya untuk membuat gambar palsu yang meyakinkan.

Awalnya, istilah tersebut merujuk pada perangkat lunak tertentu yang telah mendapatkan popularitas di Reddit. Perangkat lunak tersebut dapat menanamkan wajah seseorang ke dalam video yang menampilkan orang lain, dan hampir seluruhnya digunakan untuk membuat pornografi non-konsensual dengan selebriti.

Komentar