BPIP Ingatkan Persatuan Lewat Batik, Wastra Dengan Sejuta Cerita dan Makna

Oleh Aris Heru Utomo

Direktur Standardisasi Materi dan Metode Aparatur Negara

Sebuah video pendek berdurasi 15 menit 30 detik diluncurkan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di akun twitter @BPIP RI, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021.  Peluncuran video tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan keragaman kekayaan dan budaya serta persatuan Indonesia lewat batik.

Melalui kisah perjalanan sepasang milenial ke Yogyakarta dan Solo bernama Jihan dan Jericho, diceritakan tentang batik, wastra (kata yang berasal Bahasa Sansekerta, yang berarti sehelai kain) yang memiliki sejuta cerita dan makna.

Adegan diawali dengan penayangan gambar keindahan alam Indonesia dan aktivitas seorang pria dan wanita sedang membatik. Gambar terus bergerak dan kemudian terdengar narasi lembut dari Jihan mengenai Indonesia yang memiliki beragam kekayaan, baik alam maupun budayanya, salah satunya adalah batik.

Batik dikenalkan sebagai buah pikir dan rasa yang menggambarkan suasana di sekelilingnya. Kini batik sudah banyak dikenal orang dan membuat bangga pemakainya. Di tangan-tangan terampil, batik tidak lagi berbentuk lembaran kain. Batik meluas dari pajangan hingga mainan anak.

Di Yogyakarta, Jihan dan Jericho bertemu seniman batik Afif Syakur yang paham sejarah batik Nitik khas Yogyakarta. Afief menjelaskan asal-usul batik Nitik yang telah mendapatkan pengakuan hak kekayaan intelektual berupa sertifikat indikasi geografis. Afief juga menjelaskan etika berbatik dan kekhasan batik di setiap daerah.

Di Solo, Jihan dan Jericho berjumpa pecinta batik bernama Fafa Utami. Dari Utami, keduanya memperoleh pengetahuan bahwa batik bukan hanya soal berbusana, tetapi juga soal batik sebagai alat penyembuhan penyakit. Utami menjelaskan mengenai tiga motif batik untuk penyembuhan yaitu udan deres, gringsing dan tambal.

Komentar