Covid & Takdir

Oleh:  Elva Tazar *)

Setiap hari ada saja pengumuman dari masjid warga meninggal.  Di grub WA pun sama banyaknya pengumuman keluarga penghuni grub yang wafat setiap hari. Sedangkan yang terpapar covid  pun makin banyak. Grub WA pun isinya ucapan dukacita dan  doa kesembuhan.

Covid  makin menggila, rumahsakit  sudah tak mampu menampung pasien, isolasi mandiri pilihan terbaik selama masih bisa ditangani di rumah. Benar benar menakutkan. Selama ini kita menyaksikan ganasnya covid di India namun sekarang di  Indonesia, bahkan di sekitar lingkungan kita. Menurut data sampai 1000 lebih kematian perhari karena covid. Innalilahi wa inailahi rojiun.

Namun masih saja ada manusia yang PD  menganggap remeh virus ini, dengan dalil, mati bukan karena covid tapi ajal. Ya ampun. Sekilas apa yang dikatakan ini sangat benar, tapi bukankah   Allah menyuruh kita ikhtiar, ” Sesungguhnya Aku tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum  mereka merubah nasibnya sendiri” (Surat Ar Rad ayat 11)

Di ayat ini Allah menyebut kaum berarti dari Pemimpin sampai rakyat harus  bersatu ikhtiar agar wabah ini tidak meluas bahkan lenyap di Indonesia  ini. Semua juga tau bahwa mati itu ditangan Allah, kematian itu adalah takdir yang sudah ditetapkan Allah. Tapi kita tidak pernah tau takdir itu sebelum terjadi, untuk itu kita kudu ikhtiar maximal untuk mendapatkan takdir yang terbaik, bukan malah menantang maut.

Sering saya contohkan,  golongan orang yang meremehkan covid ini,  silahkan kamu masuk ke kandang macan yang kelaparan, nga usah takut diterkam kalau belum takdir mati, kamu tak akan mati. Iya kan?  virus  ini tidak hanya  mengancam nyawamu sendiri tapi  bawa bawa keluargamu, temanmu dan orang yang kau temui.

Virus ini sangat berbahaya dan  sangat menular, namun tak terlihat oleh mata kita, untuk itu ada cara ikhtiar  pake masker, jaga jarak dan cuci tangan. Ini 3 point penting protokol kesehatan agar terhindar dari wabah ini.

Apakah  dari pemerintah sampai rakyat sudah disiplin menjalankan prokes ini? Terutama penguasa harus benar benar memberi contoh kepada rakyat, jangan ciptakan kerumunan dengan melempar hadiah di jalanan, atau menghadiri pesta pernikahan, merayakan ulangtahun dan berfoto tanpa masker.

Jika penguasa saja melanggar aturan yang dibuat sendiri dan dipertontonkan kepada rakyat, tidak diproses  hukum, bagaimana rakyat akan disiplin. Rakyat  patuh untuk tidak mudik, sementara orang asing bisa masuk ke Indonesia. Rumah ibadah di tutup namun cafe mal tetap dibuka, pasar grosir membludak oleh pengunjung.

Inilah awal makin tak terkendalinya virus ini. Tak ada jalan lain kecuali kita semua bersatu ikhtiar agar wabah ini segera berakhir  baik dari penguasa harus menjadi teladan bagi rakyat dan rakyat harus ikut aturan prokes.

Jika terpaksa keluar rumah untuk mencari nafkah wajib memakai masker dengan benar, menjaga jarak  dan selalu mencuci tangan. Tiga aturan ini jika disiplin InshaAllah kita akan terhindar dari wabah ini. Tentu saja ini bagian dari ikhtiar kita untuk tidak mencelakai diri kita dan orang lain.

Setelah itu baru kita tawakal pada Allah, ikhtiar sudah dilakukan dengan maximal jika kita masih terpapar ini baru dinamakan takdir, namun jika kita tidak ikhtiar bahkan sengaja tidak pake masker ditengah kerumunan ini namanya menantang maut alias bunuh diri. Jangan salahkan takdir Allah, jika diri kita tak pernah ikhtiar menjalankan prokes dengan benar.

Hikmah   dari wabah ini adalah rasa persatuan untuk saling menjaga, agar kita tidak terpapar juga lingkungan kita. Selain itu penguasa dan rakyat harus bersatu di jalan Allah, Allah Subhanahu Wa Taala berfirman ,”Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 103).

Jika kita tidak bersatu,  sulit untuk mengusir wabah ini Bersatu di jalan Allah, jika penguasa salah rakyat wajib mengingatkan, jika penguasa tidak berlaku adil akan mendatangkan murka Allah. Banyak hal yang harus dibenah dalam menangani wabah ini.

Muasabah nasional agar Allah turunkan rahmatNya untuk kita semua. Allah Sudah turunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Indonesia, penduduk Muslim mayoritas di jagat ini, selayaknya kita menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya, agar negri ini menjadi negri yang dirahmati jauh dari musibah.

Sekarang kita sedang diuji, tentu sangatlah berat terutama bagi saudara kita yang ditinggalkan orang yang mereka cintai  dan teman teman kita yang sedang berjuang melawan Covid.

Ayo kita semua menjaga diri dan keluarga  agar patuh prokes dan makin mendekati diri kepada Allah. Baca Al Qur an, berdoa  dan segera bertobat, Covid ini mengajarkan kita untuk tak terlalu panjang angan angan karena kematian berseliweran di depan mata kita. Ikhtiar dulu  baru tawakal, semoga Allah akhiri wabah ini di negri yang diberkahi Indonesia.

*) Penulis Novel Amak , Ig@elvatazar, Youtube Elva Tazar

Komentar