Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Lirik di atas diciptakan musisi yang sempat mendaki Gunung Semeru. Ya, Ahmad Dhani. Pentolan Dewa-19 ini menciptakan lagu Mahameru pada tahun 1994 dan masuk pada album Format Masa Depan.
Bagi para pendaki atau pencinta alam, lagu yang liriknya menceritakan tentang Gunung Semeru kerap dijadikan backsound dalam membuat video perjalanan saat melakukan pendakian ke Gunung Semeru.
Pujian dan ketakjuban kepada Gunung Semeru atau Mahameru lestari diabadikan banyak musisi Indonesia, mulai dari lagu yang memakai bahasa Jawa, keroncong, dan pop.
Selain Dewa 19, penyanyi jalanan klasik kelahiran Jombang, Gombloh, melalui grup Lemon Trees mengisahkan keelokan berbagai danau yang ada di pinggang Gunung Semeru, misalnya, lagu Ranu Pane.
Lalu Djodi Wuryantoro, seorang Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia menciptakan lagu berjudul Jenjang Desember untuk mengenang So Hok Gie yang meninggal di Gunung Semeru tahun 1969.
Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
* * *
Mitos Semeru
Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru adalah gunung berapi yang lekat dengan cerita legenda dan mitos rakyat Pulau Jawa. Gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl ini, dipercaya sebagai tempat tinggal dewa-dewa.
Legenda dan Mitos Mahameru. (Mitra)
Menurut salah satu mitos, Gunung Semeru dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India yang dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa untuk dijadikan pasak bumi. Kisah yang termuat dalam kitab Tantu Panggelaran itu mengatakan bahwa sebelum Gunung Semeru ditancapkan, Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya.
Masyarakat Hindu mempercayai, puncak Gunung Semeru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa Hindu dan menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan. Mereka melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap 8-12 tahun, saat mereka menerima suara gaib dari dewa-dewa di Mahameru.
Komentar