Kisah 4 Legenda dan Mitos Mahameru

Mitos lain menghubungkan letusan Gunung Semeru dengan pertanda bencana, atau peristiwa besar yang membawa penderitaan bagi rakyat. Karenanya tak heran ada yang menghubungkan letusan Gunung Semeru pada bulan penghujung tahun 2021 (awal Desember) dengan ramalan Jayabaya, yang menobatkan bahwa Pulau Jawa akan terbelah.

Berikut 4 legenda dan mitos tentang Mahameru yang dikutif dari berbagai sumber mitranews.net. 

1. Pasak Bumi Pulau Jawa

Ada cerita yang berkembang di masyarakat mengenai Gunung Semeru. Dikisahkan, Gunung Semeru yang sekarang ini kokoh berdiri di Jawa Timur merupakan bagian dari puncak Gunung Meru di India.

Potongan puncak Gunung Meru tersebut dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke tanah Jawa sebagai pasak. Sebab, kala itu Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya. Cerita ini termuat dalam kitab Tantu Panggelaran, salah satu karya satra Jawa yang terkenal dalam khazanah sastra Jawa, ditulis pada tahun 1557.

2. Bapak Gunung Agung

Dalam ajaran Hindu, puncak Gunung Semeru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan menjadi penghubung antara bumi dan kayangan. Masyakarat Hindu Bali juga meyakini Gunung Semeru sebagai bapaknya Gunung Agung, yang merupakan gunung tertinggi dan diagungkan di Bali.

Mereka melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa Gunung Mahameru (sebutan lain Gunung Semeru). Upacara tersebut dilakukan hanya sekali setiap 8-12 tahun, ketika menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. 

3. Tanjakan Cinta

Tanjakan cinta merupakan jalan setapak di Gunung Semeru yang memiliki tingkat kemiringan sekitar 45 derajat. Tanjakan ini akan membawa para pendaki ke Oro-oro Ombo. Konon, saat melewati tanjakan cinta, para pendaki diimbau untuk tidak menoleh ke belakang.

Pasalnya, siapa pun yang mampu melewati tanjakan cinta tanpa istirahat dan tidak menoleh sama sekali ke belakang hingga atas bukit, maka kisah percintaannya akan abadi. Namun, jika menengok ke belakang, hal yang sebaliknya yang akan terjadi.

4. Wejangan Mbah Dipo\Mbah Dipo disebut-sebut sebagai juru kunci Gunung Semeru. Meskipun sang kuncen ini telah meninggal dunia pada 2005 silam, namun nasihat terakhirnya masih melekat dan dipegang hingga saat ini.

Mbah Dipo pernah menuturkan bahwa jika Gunung Semeru meletus maka penduduk sekitar disarankan untuk lari menuju arah sungai, bukan ke arah Gunung Sawur. Alasan pasti mengapa Mbah Dipo memberikan wejangan tersebut tidak diketahui secara detail. (***)

Komentar